Memek Basah 3 Keponakanku

Cerita Seks Panas: Memek Basah 3 Keponakanku. Nama-nama dalam cerita ini adalah nama yang disamarkan, tetapi ceritanya betul-betul terjadi. Sebut saja namaku Andi, pria berumur 30 tahunan. Aku ingin menceritakan beberapa pengalamanku. Cerita ini terjadi pada tahun 1993, aku diultimatum ayah untuk melanjutkan kuliah di kota kelahiranku, yaitu kota P*** . Sebelumnya, aku kuliah di kota Y*** dan kuliahku berantakan memek bugil serukarena terjerumus ke pergaulan bebas, ternyata ayah mendapatkan informasi tentang sepak terjangku sehingga keluarlah ultimatumnya.

Setelah mengurus semua surat-surat kepindahan, pulanglah aku ke kota P*** dan mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta. Di kota P*** , aku tinggal di rumah kakak sepupuku karena orang tuaku tinggal di desa. Kakak sepupuku mempunyai 3 orang anak perempuan yang cantik dan montok. Anak pertama bernama Donna, umurnya 16 tahun. Anak kedua bernama Vivian berumur 13 tahun. Anak ketiga bernama Lisa berumur 11 tahun. Walaupun mereka bertiga masih ABG tetapi tubuhnya benar-benar montok, mungkin karena gizi dan hormon yang berlebihan.

Untuk singkatnya, aku mulai dengan pengalaman bersama Donna yang berumur 16 tahun dan baru duduk di kelas I SMU. Pada suatu siang, kami berdua nonton televisi di ruang keluarga, acaranya tidak ada yang bagus.
“Om.. tolong pijatin dong betis kakiku, capek nih habis olah raga di sekolah,” kata Donna tiba tiba.

Wah.. kesempatan datang nih pikirku.

“Ayo.. kamu tengkurap di sofa aja ya?” jawabku kegirangan karena merasa mendapatkan kesempatan.

Kemudian Donna telengkup di sofa dan aku duduk di ujung sofa, telapak kakinya kuletakkan di atas pahaku dan aku mulai memijat kakinya. Dengan pelan dan penuh perasaan, aku mulai memijat dari pergelangan kaki terus naik ke atas betis, bergantian kaki kiri dan kanan. Ketika aku asyik memijat betis kaki kanannya, tanpa aku sadari telapak kaki Donna menempel sesaat di kemaluanku dan kontan darahku mengalir kencang serta kemaluanku menjadi keras. Aku perhatikan Donna, apakah dia sengaja atau tidak sengaja, tetapi dia santai saja. Kemudian aku teruskan memijat betisnya dan kejadiannya berulang lagi, karena sekali ini aku yakin Donna sengaja, maka aku nekat menarik telapak kakinya dan menempelkannya di kemaluanku, ternyata Donna diam saja dan hal ini bagiku merupakan lampu hijau.

Donna semakin berani, telapak kakinya menekan-nekan halus kemaluanku dan kepalaku mulai sakit karena nafsuku mulai naik.
“Donna.. kita pindah ke kamar kamu yuk.., supaya lebih rileks,” kataku penuh dengan harapan.

“Yuk ah.. Donna juga kepengen lebih rileks,” katanya yang membuatku semakin kegirangan.

Setelah di dalam kamarnya, Donna langsung telungkup di atas ranjang dan aku mulai melanjutkan pijatanku. Sekali ini aku jauh lebih nekat, karena aku yakin Donna juga pasti menginginkannya. Sambil memijat betisnya, telapak kakinya kutempelkan di kemaluanku dan Donna tampaknya langsung mengerti, karena setelah itu telapak kakinya langsung menekan-nekan halus. Wajahku mulai terasa panas dan nafasku pendek-pendek, aku mulai horny tetapi aku harus sabar dan tidak boleh terburu-buru, takut Donna shock dan menyebabkan semuanya berantakan. Dengan perlahan, aku mengeluarkan penisku yang telah mengeras dari celana pendek yang kupakai.

Ketika merasakan benda asing, Donna tampaknya agak kaget dan terdiam sebentar, tetapi tidak lama kemudian dia mulai menggerakan telapak kakinya kembali. Ujung jari kakinya menyentuh halus biji kemaluanku dan terus naik ke atas sampai ke batang penis dan kepala penisku. Kadang-kadang ditempelkannya seluruh telapak kakinya dan rasanya aku benar-benar hendak muncrat keluar. Kupegang telapak kakinya dan kulebarkan jari jempolnya, kuselipkan batang kejantananku di antara jari jempol kakinya dan kujepitkan kejantananku naik turun. Wah.. rasanya benar-benar nikmat.

Kuperhatikan Donna begitu menikmatinya dan aku pun yakin dia pasti sangat horny juga. Karena aku takut air maniku muncrat keluar, kuhentikan jepitan jari kakinya dan kuteruskan memijat. Pelan tetapi pasti, aku mulai memijat pahanya, karena dia juga memakai celana pendek maka dapat kurasakan kehalusan kulit pahanya yang putih dan lembut. Tanganku terus naik ke atas, ke pangkal dalam pahanya, bagian dalam pahanya kupijat pelan sambil sekali-kali kuraba. Dapat kurasakan sekali-kali Donna mengencangkan pahanya, aku yakin liang surganyaya mulai basah. Kemudian aku pindah ke pantatnya, di sana kupijat dengan memutar-mutarkan telapak tanganku sambil menekan-nekan.

Kulihat Donna mulai menggigit bantal dan menggesek-gesekan vaginanya di ranjang. Karena aku tidak mau permainan ini cepat selesai, maka aku memutuskan menurunkan libido Donna sedikit. Tanganku mulai memijat pinggang dan punggung Donna. Gerakan tanganku biasa saja karena aku menginginkan libido Donna menurun sedikit. Ketika aku memijat bahu Donna, aku sengaja duduk menimpa pantatnya. Sekarang saatnya naik lagi, sambil memijat dan meraba lehernya, batang kejantananku kugesek-gesekan di bokongnya. Sekali-kali kumasukkan jari kelingkingku ke dalam kupingnya dan Donna menggelinjang kegelian. Aku semakin horny, dengan telungkup di atas tubuhnya kujilat-jilat leher dan belakang kupingnya. Donna mendesah-desah kegelian dan keenakan.

“Oke Donna.. sekarang bagian depan,” kataku sambil membalikkan badannya yang telungkup.

“He eh..” jawab Donna terdengar lemas.

Setelah Donna terlentang, aku duduk di samping tubuhnya dan mulai memijat pahanya. Kupijat pelan-pelan bagian dalam pahanya, Donna memejamkan matanya dan begitu menikmatinya. Tanganku kunaikkan sedikit, tetapi tidak sampai menyentuh kemaluannya, aku ingin Donna benar-benar terbakar. Kemudian tanganku pindah ke perutnya, kaosnya kusibakkan sedikit. Sambil meraba-raba perutnya yang kencang dan putih, kusempatkan menggelitik pusarnya dengan jari kelingkingku. Nafas Donna terdengar menderu-deru dan dia mulai mendesah-desah keenakan.

“Aduh Om.. geli sekali..,” katanya sambil membuka mata.
“Ngga apa-apa Donna, tahan sedikit dan nikmati saja.” kataku berusaha menenangkannya.

Posisi duduk kugeser ke samping kepalanya. Sambil tetap memijat dan meraba-raba perutnya, akukeluarkan penisku yang sudah keras. Kudekatkan ke wajah Donna. Bibirnya bergetar karena baru sekali ini melihat penis dan dari dekat sekali. Kubiarkan Donna menikmatinya. Tanganku kuselipkan ke dalam celana dalamnya. Terasa bulu bulunya yang masih halus. Kupijat-pijat sambil kuraba-raba. Sekali kali kusentuh kemaluannya yang benar-benar sudah basah, kutekan-tekan halus klitorisnya, Donna mengelinjang kegelian dan keenakan. Batang kejantananku semakin kudekatkan ke wajahnya dan kugosok-gosokan di pipinya yang halus, mata Donna terpejam malu, tetapi aku yakin ia menikmatinya karena wajahnya memerah dan nafasnya menjadi sangat berat.

“Om.. kepala Donna sakit, nyut-nyutan..,” katanya sambil membuka matanya yang terpejam tadi.

“Oke Donna.. Om tuntaskan permainan ini ya..?” kataku sambil menurunkan celana pendeknya sekalian melepaskan celana dalamnya.
Kubuka pahanya lebar-lebar, dan vaginanya benar-benar merangsang, basah mengkilap dan merah. Pelan-pelan mulai kujilat pahanya dan terus naik ke bagian dalam.

“Shh.. ah.. geli Om..,” Donna menggelinjang.

Kujilat-jilat lubang anusnya, bibir vaginanya dan lubang kencingnya. Terus kujilat-jilat klitorisnya sambil menghisap dan menggigit-gigit kecil.

“Ah.. Om.. Donna ngga tahan Om..,” Donna mulai meracau liar.

Sementara itu pinggulnya mulai bergoyang-goyang.

“Tahan sebentar Donna dan nikmati saja,” kataku.

Terus kujilat dan kuhisap klitorisnya, jari telunjukku kutusuk sedikit-sedikit ke lubang anusnya, sementara tanganku yang satunya meremas-remas payudaranya dan memilin-milin putingnya yang sudah keras.

“Aduh.. ampun.. Om.. shh.. ahh..,” suaranya serak.

“Om.. Om.., enak.. geli.. ahh.. aduhh..,” racaunya.

Kupikir sekaranglah saatnya untuk membuat Donna merasakan orgasme.

Kupercepat semua gerakanku, semakin cepat dan cepat. Dan meledaklah Donna, pinggulnya terangkat, sehingga badannya melengkung.

“Ahh.. shh.. aduhh.. shh..,” teriak Donna.

Rupanya dia telah sampai ke puncak orgasme. Cairan dari liang wanitanya mengalir deras dan kuhisap serta kujilat habis. Benar-benar enak dan baunya merangsang sekali. Donna terbaring lemas, matanya terpejam, nafasnya masih tersenggal-senggal, tetapi mulutnya tersenyum manis.

Kuambil tissue dan kubersihkan vaginanya, kucium lembut bibir kemaluannya, kemudian kupakaikan lagi celana dalam serta celana pendeknya.

“Kamu pasti lemas dan mengantuk ya..? Tidurlah..!” bisikku kepada Donna dan kucium keningnya.

“Terima kasih Om, lain kali kita ulangi lagi ya..?” jawab Donna sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Beres.. kamu tinggal ngomong saja..,” kataku sambil membalas kedipan matanya.

Kemudian aku keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi untuk masturbasi. Bagaimanapun aku tidak tega memperawani keponakanku sendiri, cukup oral seks saja dengannya.

Aku lanjutkan dengan pengalamanku bersama Vivian yang berumur 13 tahun dan baru duduk di kelas I SMP.

“Om.. ajarin Matematika dong, ada PR sekolah yang Vivian ngga ngerti.” panggilnya dari dalam kamar.

“Bagian mana yang ngga ngerti?” tanyaku sambil menghampirinya dan duduk di kursi sebelahnya.”Ini nih.., bagian persamaan kuadrat,” jawabnya.

Mulailah aku menerangkan tahap demi tahap kepadanya, kebetulan aku sendiri menyukai Matematika. Setelah setengah jam, semua PR Vivian selesai dikerjakannya.

“Oke Vivian.., sudah selesai semua dan Om mau tidur siang,” kataku sambil berdiri dari kursi.

“Sebentar Om.., jangan tidur dulu.., tolong dong pijatin tangan Vivian, memar nih..,” ujarnya seraya menunjukkan lengannya yang memar.

Kulihat lengannya memang memar dan kuajak dia duduk di lantai. Kupijat bagian yang memar dan dia meringis kesakitan. Sambil kupijat, aku melirik payudaranya yang sudah tumbuh dan glek.. aku menelan ludah. Timbul pikiran nakalku untuk mengerjai Vivian. Sambil memijat lengannya, aku memikirkan bagaimana caranya supaya bisa ngerjain Vivian. Lagi asyik berpikir, tiba-tiba aku terkejut karena Vivian dengan santainya meletakkan telapak tangannya di atas kemaluanku. Wah.. pucuk di cinta, ulam tiba nih. Aku pikir Vivian pasti sengaja dan kemaluanku mulai mengeras. Tangan Vivian mulai meraba-raba dan meremas halus kemaluanku. Matanya mulai terpejam dan nafasnya berat, kulihat wajahnya mulai memerah. Aku diamkan saja dan mulai menikmati. Ternyata ABG sekarang nafsunya besar-besar, mungkin hormon mereka juga besar.

“Om.. boleh ngga Vivian tiduran di paha Om..?” tanyanya.

“Boleh.. boleh..,” jawabku kegirangan.

Dan Vivian meletakkan kepalanya di pahaku. Tangannya masih tetap membelai-belai dan meremas halus kemaluanku yang berdenyut denyut. Wah.. aku jadi tambah horny. Tangan Vivian semakin berani, dimasukkannya ke dalam celana pendekku melalui pahaku. Disibakkannya celana dalamku dan mulai diremas-remas biji kejantananku. Tanganku sendiri asyik meremas-remas payudaranya yang montok dan mencuat. Kuselipkan tanganku ke balik kaos yang dipakainya dan kusibakkan BH-nya.

Mulailah kupilin-pilin putingnya yang masih kecil tetapi sudah mengeras.

“Ooo.. shh.. gelii.. Om..,” Vivian mulai mendesah, “Aduh.. ahh.. shh.. enakk.. teruss..,” suaranya terdengar begitu merangsang.
Pahaku mulai diciumi Vivian, sekali-kali dijilatnya.
Aku benar-benar kegelian, kurasakanpenisku mulai basah. Apakah Vivian sering nonton blue film, kok pintar begitu, atau memang sedang puber?
“Om.. boleh ngga lihat anunya?” malu-malu Vivian bertanya kepadaku.
“Boleh.. boleh..” jawabku sambil melepaskan celana pendek serta celana dalamku.

Dia tampaknya benar-benar horny, tangannya gemetar memegang penisku yang tegang dan membengkak. Kuambil tangannya yang lain dan kuarahkan ke biji kemaluanku. Vivian secara otomatis mulai meremas-remas batang dan biji kejantananku dan aku juga mulai meremas-remas payudaranya serta sekali-kali memilin putingnya. Kami lakukan itu sekitar 15 menit.

“Vivian.. jilat dong penis Om..,” aku mulai membujuknya.

“Tapi Vivian ngga pernah dan ngga bisa Om..,” jawab Vivian malu-malu.

“Anggap saja kamu lagi jilat ice cream atau permen begitu..” kataku sambil mendekatkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil.

Dan Vivian tidak lagi menolak, dia mulai menjilat batang penisku, lidahnya begitu kecil danmenimbulkan sensasi yang luar biasa. Tanganku memegang kepalanya dan mengarahkan ke buah kejantananku, terus turun ke lubang anusku, naik kembali ke buah kejantananku, naik ke batang dan berakhir di kepala kemaluanku, demikian berulang kali naik turun. Setelah kurasakan Vivian mulai mahir, kulepaskan tanganku yang memegang kepalanya. Amboi.. sebentar saja Vivian sudah menguasai pelajaranku. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana pendeknya dan terus menyibak celana dalamnya.

Aku mulai meraba-raba vaginanya yang masih gundul alis botak tidak berbulu. Vivian menggelinjang kegelian, tetapi masih tetap menjilati batang kejantananku.

Kepalaku mulai nyut-nyutan dan darahku semakin kencang mengalir, wah.. harus cepat-cepat nih. Dengan jari tangan kubuka lipatan vagina Vivian dan kuputar-putar di klitorisnya, sekali-kali kuarahkan jariku ke lubang anusnya dan kutusuk-tusuk lembut. Pinggul Vivian bergoyang-goyang antara kegelian dan sekaligus nikmat.

“Vivian.. sekarang masukkan penis Om ke dalam mulut kamu dan hisap pelan-pelan.” kataku terengah-engah.
Vivian memasukkan batang kejantananku ke mulutnya dan mulai menghisap-hisap.

Kugoyang-goyangkan pinggulku sehingga penisku keluar masuk mulutnya yang mungil. Tanganku tidak berhenti mempermainkan vaginanya. Dan tiba-tiba kulihat pinggul Vivian semakin cepat bergoyang, ah.. dia pasti hampir orgasme. Aku pun semakin mempercepat goyangan pinggulku dan penisku semakin cepat keluar masuk mulutnya yang mungil, tanganku pun semakin cepat memilin-milin klitorisnya. Pinggul Vivian terangkat ke atas, pahanya menjepit jari tanganku. Bersamaan itu, di dalam mulutnya, batang kejantananku memuntahkan air mani yang begitu banyak, sebagian tertelan olehnya dan sebagian mengalir keluar dari ujung bibirnya. Ooo.. nikmatnya.., setelah orgasme yang bersamaan, Vivian terbaring lemas di lantai. Kuambil tissue dan kubersihkan mulutnya serta liang kegadisannya. Setelah bersih semua, kurapikan kembali celana pendek dan kaosnya. Matanya terpejam dan mulutnya tersenyum persis senyum Donna kakaknya. Kucium keningnya dan terus keluar kamar. Pasti nyenyak tidur siangku hari ini.

Terakhir adalah pengalamanku bersama Lisa yang berumur 11 tahun dan baru duduk di kelas V SD. Di antara mereka bertiga, si Lisa inilah yang paling cantik dan sangat manja denganku. Aku tidak malu-malu mencium pipinya yang halus dan dia pun tidak malu-malu duduk di pangkuanku. Kadang-kadang penisku sakit karena diduduki Lisa dengan mendadak, tetapi kupikir dia tidak sengaja. Pada suatu malam Minggu, abang sepupuku, istrinya, Donna dan Vivian pergi menghadiri pesta pernikahan. Di rumah tinggal aku, Lisa dan dua orang pembantu. Jam di dinding menunjukkan pukul 19:30. Di ruang keluarga, hanya aku dan Lisa yang sedang menonton televisi yang kebetulan saat itu menayangkan film barat, sedangkan dua orang pembantu berada di kamar mereka.

“Om.. pangku Lisa dong..” kata Lisa dengan manjanya.
“Yuk.. sini duduk di pangkuanku,” kataku sambil menarik tubuhnya ke pangkuanku.

Setelah Lisa duduk di pangkuanku, kucium pipinya yang putih seperti biasanya.

“Ih.. Om genit deh..” kata Lisa sambil memukul pahaku.
Aku hanya tertawa dan melanjutkan tontonan di televisi. Sambil menonton, kami bercerita mengenai jalan cerita film tersebut.
“Om.. Lisa agak dingin nih, peluk Lisa dong..” pinta Lisa dengan manja.
Maka kupeluk badannya yang masih kecil sambil sekali-kali kucium pipinya yang membuatku gemas.

Setelah kupeluk sekitar 15 menit, aku merasakan duduk Lisa tidak mantap, pinggulnya bergerak terus. Aku melebarkan kakiku sehingga lebih rileks dan pada saat itu mendadak Lisa memundurkan pinggulnya sehingga menempel di kemaluanku seperti biasanya. Karena sudah biasa aku tidak kagetdan diam saja. Tetapi semakin lama Lisa semakin gelisah dan pinggulnya mulai menggesek-gesekke arah kemaluanku. Mau tidak mau, kemaluanku jadi berdiri tegak dan mengeras. Merasakan kemaluanku mengeras, Lisa semakin merapatkan pinggulnya dan menggesek-gesekanya. Konsentrasiku menonton film di televisi mulai buyar. Aku memandangi Lisa dan berpikir apakah mungkin anak ini juga sudah mengenal libido? Rasanya tidak mungkin karena baru berumur 11 tahun. Memang kadang-kadang secara tidak sengaja, aku menyentuh dadanya dan terasa sudah ada yang tumbuh di sana.

“Lisa.. Om mau nanya kamu, tapi jawab yang jujur dan ngga usah malu-malu ya..?” kataku kepadanya.

“Nanya apaan sih Om..?” tanyanya sambil tersenyum.
“Apakah kamu sudah pernah menstruasi?” tanyaku langsung.
“Sudah Om.. setahun yang lalu Lisa mulai mens..” jawabnya tersipu-sipu karena malu.

“Ha..? Umur 10 tahun sudah mens.., wah-wah.. ternyata anak sekarang semakin cepat pertumbuhannya.” pikirku.

Jelas saja Lisa kelihatan mulai gatal dan suka duduk di pangkuanku. Apalagi sekarang dia mengesek-gesekkan pinggulnya ke arah kemaluanku yang mulai mengeras. Berarti dia sudah mempunyai libido dong.

Akhirnya kubiarkan saja Lisa mengesek-gesekkan pinggulnya ke kemaluanku yang tegang dan membesar. Aku pun mulai menikmatinya. Tanganku yang memeluknya mulai bergerilya. Pelan-pelan kuraba dadanya yang baru tumbuh dan mulai kuremas. Benar-benar payudaranya masih kecil dan sangat kencang. Lisa hanya memakai kaos dalam, karena mungkin memang tidak ada BH yang kecil. Dapat kurasakan putingnya yang mengeras dan baru sebesar kacang ijo. Kuremas-remas dan kupilin-pilin putingnya itu, dia menggelinjang kegelian.

“Om.. gelii.. Om..” Lisa mendesah halus.

“Kamu diam saja.., rasanya enak kok..” jawabku.

Aku mulai mencium pipinya, lehernya dan kujilat-jilat belakang telinganya, sekali-kali kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan Lisa menggeliat kegelian, nafsuku semakin naik.

“Aduh.. gelii.. gelii..” Lisa menjerit kecil.

Tanganku mulai menyusup ke balik kaosnya dan terasa kulit tubuhnya yang begitu halus. Tanganku mulai turun ke bawah dan terus ke selangkangan Lisa. Sama seperti Vivian, Lisa pun masih gundul alias botak. Tanganku meraba-raba vaginanya yang kecil dan mulai kuselipkan jariku membuka lipatan kegadisannya. Klitorisnya begitu kecil dan lembut dan mulai kupilin-pilin serta menekan halus.

“Shh.. ahh.. aduhh.. shh.. shh..” Lisa mendesah-desah karena keenakan.
Sementara itu lidahku terus bermain di leher dan telinganya, tangan kiriku terus meremas-remaspayudaranya yang kecil sambil memainkan putingnya.

Tubuh Lisa tersandar lemas ke tubuhku dan pinggulnya semakin kencang menggesek-gesek batang kejantananku yang mulai basah. Sekali-kali paha Lisa mengejang dan menjepit jari tanganku, kubiarkan Lisa menikmati pengalaman pertamanya. Terus kulanjutkan semua gerakanku dan tiba-tiba Lisa mengerang kecil, pinggulnya terangkat ke atas, pahanya mengejang dan menjepit jariku. Lisa mendapatkan orgasmenya yang pertama dan mengerang terus.

“Ahh.. shh.. shh.. ahh..” suara Lisa tersendat-sendat.

Cepat-cepat kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan kuputar-putar lidahku. Aku sendiri mengalami orgasme yang hebat, air maniku menyemprot di dalam celana dalamku sehingga aku merasa celana dalamku basah kuyup bagai kencing di dalam celana.

Setelah Lisa tenang, kukeluarkan tangan kananku dari dalam celananya dan tangan kiriku dari dalam kaosnya. Tubuh Lisa masih tersandar lemas di tubuhku, kucium lembut pipinya, matanya terpejam dan bibirnya tersenyum mirip senyuman Donna dan Vivian kakaknya. Kuangkat tubuhnya dan kugendong ke kamarnya. Dengan hati-hati kuletakkan di atas ranjang dan kuselimuti. Kucium pipinya sekali lagi dan kumatikan lampu kamar dan aku keluar melanjutkan tontonan film di telivisi.

Nah, pembaca yang terhormat, itulah pengalamanku bersama ketiga keponakanku yang cantik dan montok. Sekarang aku sudah bekerja di kota lain dan mereka juga sudah kuliah. Kalau aku pulang ke kotaku dan bertemu mereka, mereka hanya tersenyum seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Padahal terus terang masih ada keinginanku untuk mengulangi pengalaman yang dulu bersama mereka, tetapi aku malu mengatakannya. Semoga mereka membaca tulisanku ini dan memberikukesempatan untuk mengulanginya lagi.

Cerita Seks Panas: Memek Basah 3 Keponakanku. Nama-nama dalam cerita ini adalah nama yang disamarkan, tetapi ceritanya betul-betul terjadi. Sebut saja namaku Andi, pria berumur 30 tahunan. Aku ingin menceritakan beberapa pengalamanku. Cerita ini terjadi pada tahun 1993, aku diultimatum ayah untuk melanjutkan kuliah di kota kelahiranku, yaitu kota P*** . Sebelumnya, aku kuliah di kota Y*** dan kuliahku berantakan memek bugil serukarena terjerumus ke pergaulan bebas, ternyata ayah mendapatkan informasi tentang sepak terjangku sehingga keluarlah ultimatumnya.

Setelah mengurus semua surat-surat kepindahan, pulanglah aku ke kota P*** dan mendaftar di salah satu perguruan tinggi swasta. Di kota P*** , aku tinggal di rumah kakak sepupuku karena orang tuaku tinggal di desa. Kakak sepupuku mempunyai 3 orang anak perempuan yang cantik dan montok. Anak pertama bernama Donna, umurnya 16 tahun. Anak kedua bernama Vivian berumur 13 tahun. Anak ketiga bernama Lisa berumur 11 tahun. Walaupun mereka bertiga masih ABG tetapi tubuhnya benar-benar montok, mungkin karena gizi dan hormon yang berlebihan.

Untuk singkatnya, aku mulai dengan pengalaman bersama Donna yang berumur 16 tahun dan baru duduk di kelas I SMU. Pada suatu siang, kami berdua nonton televisi di ruang keluarga, acaranya tidak ada yang bagus.
“Om.. tolong pijatin dong betis kakiku, capek nih habis olah raga di sekolah,” kata Donna tiba tiba.

Wah.. kesempatan datang nih pikirku.

“Ayo.. kamu tengkurap di sofa aja ya?” jawabku kegirangan karena merasa mendapatkan kesempatan.

Kemudian Donna telengkup di sofa dan aku duduk di ujung sofa, telapak kakinya kuletakkan di atas pahaku dan aku mulai memijat kakinya. Dengan pelan dan penuh perasaan, aku mulai memijat dari pergelangan kaki terus naik ke atas betis, bergantian kaki kiri dan kanan. Ketika aku asyik memijat betis kaki kanannya, tanpa aku sadari telapak kaki Donna menempel sesaat di kemaluanku dan kontan darahku mengalir kencang serta kemaluanku menjadi keras. Aku perhatikan Donna, apakah dia sengaja atau tidak sengaja, tetapi dia santai saja. Kemudian aku teruskan memijat betisnya dan kejadiannya berulang lagi, karena sekali ini aku yakin Donna sengaja, maka aku nekat menarik telapak kakinya dan menempelkannya di kemaluanku, ternyata Donna diam saja dan hal ini bagiku merupakan lampu hijau.

Donna semakin berani, telapak kakinya menekan-nekan halus kemaluanku dan kepalaku mulai sakit karena nafsuku mulai naik.
“Donna.. kita pindah ke kamar kamu yuk.., supaya lebih rileks,” kataku penuh dengan harapan.

“Yuk ah.. Donna juga kepengen lebih rileks,” katanya yang membuatku semakin kegirangan.

Setelah di dalam kamarnya, Donna langsung telungkup di atas ranjang dan aku mulai melanjutkan pijatanku. Sekali ini aku jauh lebih nekat, karena aku yakin Donna juga pasti menginginkannya. Sambil memijat betisnya, telapak kakinya kutempelkan di kemaluanku dan Donna tampaknya langsung mengerti, karena setelah itu telapak kakinya langsung menekan-nekan halus. Wajahku mulai terasa panas dan nafasku pendek-pendek, aku mulai horny tetapi aku harus sabar dan tidak boleh terburu-buru, takut Donna shock dan menyebabkan semuanya berantakan. Dengan perlahan, aku mengeluarkan penisku yang telah mengeras dari celana pendek yang kupakai.

Ketika merasakan benda asing, Donna tampaknya agak kaget dan terdiam sebentar, tetapi tidak lama kemudian dia mulai menggerakan telapak kakinya kembali. Ujung jari kakinya menyentuh halus biji kemaluanku dan terus naik ke atas sampai ke batang penis dan kepala penisku. Kadang-kadang ditempelkannya seluruh telapak kakinya dan rasanya aku benar-benar hendak muncrat keluar. Kupegang telapak kakinya dan kulebarkan jari jempolnya, kuselipkan batang kejantananku di antara jari jempol kakinya dan kujepitkan kejantananku naik turun. Wah.. rasanya benar-benar nikmat.

Kuperhatikan Donna begitu menikmatinya dan aku pun yakin dia pasti sangat horny juga. Karena aku takut air maniku muncrat keluar, kuhentikan jepitan jari kakinya dan kuteruskan memijat. Pelan tetapi pasti, aku mulai memijat pahanya, karena dia juga memakai celana pendek maka dapat kurasakan kehalusan kulit pahanya yang putih dan lembut. Tanganku terus naik ke atas, ke pangkal dalam pahanya, bagian dalam pahanya kupijat pelan sambil sekali-kali kuraba. Dapat kurasakan sekali-kali Donna mengencangkan pahanya, aku yakin liang surganyaya mulai basah. Kemudian aku pindah ke pantatnya, di sana kupijat dengan memutar-mutarkan telapak tanganku sambil menekan-nekan.

Kulihat Donna mulai menggigit bantal dan menggesek-gesekan vaginanya di ranjang. Karena aku tidak mau permainan ini cepat selesai, maka aku memutuskan menurunkan libido Donna sedikit. Tanganku mulai memijat pinggang dan punggung Donna. Gerakan tanganku biasa saja karena aku menginginkan libido Donna menurun sedikit. Ketika aku memijat bahu Donna, aku sengaja duduk menimpa pantatnya. Sekarang saatnya naik lagi, sambil memijat dan meraba lehernya, batang kejantananku kugesek-gesekan di bokongnya. Sekali-kali kumasukkan jari kelingkingku ke dalam kupingnya dan Donna menggelinjang kegelian. Aku semakin horny, dengan telungkup di atas tubuhnya kujilat-jilat leher dan belakang kupingnya. Donna mendesah-desah kegelian dan keenakan.

“Oke Donna.. sekarang bagian depan,” kataku sambil membalikkan badannya yang telungkup.

“He eh..” jawab Donna terdengar lemas.

Setelah Donna terlentang, aku duduk di samping tubuhnya dan mulai memijat pahanya. Kupijat pelan-pelan bagian dalam pahanya, Donna memejamkan matanya dan begitu menikmatinya. Tanganku kunaikkan sedikit, tetapi tidak sampai menyentuh kemaluannya, aku ingin Donna benar-benar terbakar. Kemudian tanganku pindah ke perutnya, kaosnya kusibakkan sedikit. Sambil meraba-raba perutnya yang kencang dan putih, kusempatkan menggelitik pusarnya dengan jari kelingkingku. Nafas Donna terdengar menderu-deru dan dia mulai mendesah-desah keenakan.

“Aduh Om.. geli sekali..,” katanya sambil membuka mata.
“Ngga apa-apa Donna, tahan sedikit dan nikmati saja.” kataku berusaha menenangkannya.

Posisi duduk kugeser ke samping kepalanya. Sambil tetap memijat dan meraba-raba perutnya, akukeluarkan penisku yang sudah keras. Kudekatkan ke wajah Donna. Bibirnya bergetar karena baru sekali ini melihat penis dan dari dekat sekali. Kubiarkan Donna menikmatinya. Tanganku kuselipkan ke dalam celana dalamnya. Terasa bulu bulunya yang masih halus. Kupijat-pijat sambil kuraba-raba. Sekali kali kusentuh kemaluannya yang benar-benar sudah basah, kutekan-tekan halus klitorisnya, Donna mengelinjang kegelian dan keenakan. Batang kejantananku semakin kudekatkan ke wajahnya dan kugosok-gosokan di pipinya yang halus, mata Donna terpejam malu, tetapi aku yakin ia menikmatinya karena wajahnya memerah dan nafasnya menjadi sangat berat.

“Om.. kepala Donna sakit, nyut-nyutan..,” katanya sambil membuka matanya yang terpejam tadi.

“Oke Donna.. Om tuntaskan permainan ini ya..?” kataku sambil menurunkan celana pendeknya sekalian melepaskan celana dalamnya.
Kubuka pahanya lebar-lebar, dan vaginanya benar-benar merangsang, basah mengkilap dan merah. Pelan-pelan mulai kujilat pahanya dan terus naik ke bagian dalam.

“Shh.. ah.. geli Om..,” Donna menggelinjang.

Kujilat-jilat lubang anusnya, bibir vaginanya dan lubang kencingnya. Terus kujilat-jilat klitorisnya sambil menghisap dan menggigit-gigit kecil.

“Ah.. Om.. Donna ngga tahan Om..,” Donna mulai meracau liar.

Sementara itu pinggulnya mulai bergoyang-goyang.

“Tahan sebentar Donna dan nikmati saja,” kataku.

Terus kujilat dan kuhisap klitorisnya, jari telunjukku kutusuk sedikit-sedikit ke lubang anusnya, sementara tanganku yang satunya meremas-remas payudaranya dan memilin-milin putingnya yang sudah keras.

“Aduh.. ampun.. Om.. shh.. ahh..,” suaranya serak.

“Om.. Om.., enak.. geli.. ahh.. aduhh..,” racaunya.

Kupikir sekaranglah saatnya untuk membuat Donna merasakan orgasme.

Kupercepat semua gerakanku, semakin cepat dan cepat. Dan meledaklah Donna, pinggulnya terangkat, sehingga badannya melengkung.

“Ahh.. shh.. aduhh.. shh..,” teriak Donna.

Rupanya dia telah sampai ke puncak orgasme. Cairan dari liang wanitanya mengalir deras dan kuhisap serta kujilat habis. Benar-benar enak dan baunya merangsang sekali. Donna terbaring lemas, matanya terpejam, nafasnya masih tersenggal-senggal, tetapi mulutnya tersenyum manis.

Kuambil tissue dan kubersihkan vaginanya, kucium lembut bibir kemaluannya, kemudian kupakaikan lagi celana dalam serta celana pendeknya.

“Kamu pasti lemas dan mengantuk ya..? Tidurlah..!” bisikku kepada Donna dan kucium keningnya.

“Terima kasih Om, lain kali kita ulangi lagi ya..?” jawab Donna sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Beres.. kamu tinggal ngomong saja..,” kataku sambil membalas kedipan matanya.

Kemudian aku keluar dari kamarnya, menuju kamar mandi untuk masturbasi. Bagaimanapun aku tidak tega memperawani keponakanku sendiri, cukup oral seks saja dengannya.

Aku lanjutkan dengan pengalamanku bersama Vivian yang berumur 13 tahun dan baru duduk di kelas I SMP.

“Om.. ajarin Matematika dong, ada PR sekolah yang Vivian ngga ngerti.” panggilnya dari dalam kamar.

“Bagian mana yang ngga ngerti?” tanyaku sambil menghampirinya dan duduk di kursi sebelahnya.”Ini nih.., bagian persamaan kuadrat,” jawabnya.

Mulailah aku menerangkan tahap demi tahap kepadanya, kebetulan aku sendiri menyukai Matematika. Setelah setengah jam, semua PR Vivian selesai dikerjakannya.

“Oke Vivian.., sudah selesai semua dan Om mau tidur siang,” kataku sambil berdiri dari kursi.

“Sebentar Om.., jangan tidur dulu.., tolong dong pijatin tangan Vivian, memar nih..,” ujarnya seraya menunjukkan lengannya yang memar.

Kulihat lengannya memang memar dan kuajak dia duduk di lantai. Kupijat bagian yang memar dan dia meringis kesakitan. Sambil kupijat, aku melirik payudaranya yang sudah tumbuh dan glek.. aku menelan ludah. Timbul pikiran nakalku untuk mengerjai Vivian. Sambil memijat lengannya, aku memikirkan bagaimana caranya supaya bisa ngerjain Vivian. Lagi asyik berpikir, tiba-tiba aku terkejut karena Vivian dengan santainya meletakkan telapak tangannya di atas kemaluanku. Wah.. pucuk di cinta, ulam tiba nih. Aku pikir Vivian pasti sengaja dan kemaluanku mulai mengeras. Tangan Vivian mulai meraba-raba dan meremas halus kemaluanku. Matanya mulai terpejam dan nafasnya berat, kulihat wajahnya mulai memerah. Aku diamkan saja dan mulai menikmati. Ternyata ABG sekarang nafsunya besar-besar, mungkin hormon mereka juga besar.

“Om.. boleh ngga Vivian tiduran di paha Om..?” tanyanya.

“Boleh.. boleh..,” jawabku kegirangan.

Dan Vivian meletakkan kepalanya di pahaku. Tangannya masih tetap membelai-belai dan meremas halus kemaluanku yang berdenyut denyut. Wah.. aku jadi tambah horny. Tangan Vivian semakin berani, dimasukkannya ke dalam celana pendekku melalui pahaku. Disibakkannya celana dalamku dan mulai diremas-remas biji kejantananku. Tanganku sendiri asyik meremas-remas payudaranya yang montok dan mencuat. Kuselipkan tanganku ke balik kaos yang dipakainya dan kusibakkan BH-nya.

Mulailah kupilin-pilin putingnya yang masih kecil tetapi sudah mengeras.

“Ooo.. shh.. gelii.. Om..,” Vivian mulai mendesah, “Aduh.. ahh.. shh.. enakk.. teruss..,” suaranya terdengar begitu merangsang.
Pahaku mulai diciumi Vivian, sekali-kali dijilatnya.
Aku benar-benar kegelian, kurasakanpenisku mulai basah. Apakah Vivian sering nonton blue film, kok pintar begitu, atau memang sedang puber?
“Om.. boleh ngga lihat anunya?” malu-malu Vivian bertanya kepadaku.
“Boleh.. boleh..” jawabku sambil melepaskan celana pendek serta celana dalamku.

Dia tampaknya benar-benar horny, tangannya gemetar memegang penisku yang tegang dan membengkak. Kuambil tangannya yang lain dan kuarahkan ke biji kemaluanku. Vivian secara otomatis mulai meremas-remas batang dan biji kejantananku dan aku juga mulai meremas-remas payudaranya serta sekali-kali memilin putingnya. Kami lakukan itu sekitar 15 menit.

“Vivian.. jilat dong penis Om..,” aku mulai membujuknya.

“Tapi Vivian ngga pernah dan ngga bisa Om..,” jawab Vivian malu-malu.

“Anggap saja kamu lagi jilat ice cream atau permen begitu..” kataku sambil mendekatkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil.

Dan Vivian tidak lagi menolak, dia mulai menjilat batang penisku, lidahnya begitu kecil danmenimbulkan sensasi yang luar biasa. Tanganku memegang kepalanya dan mengarahkan ke buah kejantananku, terus turun ke lubang anusku, naik kembali ke buah kejantananku, naik ke batang dan berakhir di kepala kemaluanku, demikian berulang kali naik turun. Setelah kurasakan Vivian mulai mahir, kulepaskan tanganku yang memegang kepalanya. Amboi.. sebentar saja Vivian sudah menguasai pelajaranku. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana pendeknya dan terus menyibak celana dalamnya.

Aku mulai meraba-raba vaginanya yang masih gundul alis botak tidak berbulu. Vivian menggelinjang kegelian, tetapi masih tetap menjilati batang kejantananku.

Kepalaku mulai nyut-nyutan dan darahku semakin kencang mengalir, wah.. harus cepat-cepat nih. Dengan jari tangan kubuka lipatan vagina Vivian dan kuputar-putar di klitorisnya, sekali-kali kuarahkan jariku ke lubang anusnya dan kutusuk-tusuk lembut. Pinggul Vivian bergoyang-goyang antara kegelian dan sekaligus nikmat.

“Vivian.. sekarang masukkan penis Om ke dalam mulut kamu dan hisap pelan-pelan.” kataku terengah-engah.
Vivian memasukkan batang kejantananku ke mulutnya dan mulai menghisap-hisap.

Kugoyang-goyangkan pinggulku sehingga penisku keluar masuk mulutnya yang mungil. Tanganku tidak berhenti mempermainkan vaginanya. Dan tiba-tiba kulihat pinggul Vivian semakin cepat bergoyang, ah.. dia pasti hampir orgasme. Aku pun semakin mempercepat goyangan pinggulku dan penisku semakin cepat keluar masuk mulutnya yang mungil, tanganku pun semakin cepat memilin-milin klitorisnya. Pinggul Vivian terangkat ke atas, pahanya menjepit jari tanganku. Bersamaan itu, di dalam mulutnya, batang kejantananku memuntahkan air mani yang begitu banyak, sebagian tertelan olehnya dan sebagian mengalir keluar dari ujung bibirnya. Ooo.. nikmatnya.., setelah orgasme yang bersamaan, Vivian terbaring lemas di lantai. Kuambil tissue dan kubersihkan mulutnya serta liang kegadisannya. Setelah bersih semua, kurapikan kembali celana pendek dan kaosnya. Matanya terpejam dan mulutnya tersenyum persis senyum Donna kakaknya. Kucium keningnya dan terus keluar kamar. Pasti nyenyak tidur siangku hari ini.

Terakhir adalah pengalamanku bersama Lisa yang berumur 11 tahun dan baru duduk di kelas V SD. Di antara mereka bertiga, si Lisa inilah yang paling cantik dan sangat manja denganku. Aku tidak malu-malu mencium pipinya yang halus dan dia pun tidak malu-malu duduk di pangkuanku. Kadang-kadang penisku sakit karena diduduki Lisa dengan mendadak, tetapi kupikir dia tidak sengaja. Pada suatu malam Minggu, abang sepupuku, istrinya, Donna dan Vivian pergi menghadiri pesta pernikahan. Di rumah tinggal aku, Lisa dan dua orang pembantu. Jam di dinding menunjukkan pukul 19:30. Di ruang keluarga, hanya aku dan Lisa yang sedang menonton televisi yang kebetulan saat itu menayangkan film barat, sedangkan dua orang pembantu berada di kamar mereka.

“Om.. pangku Lisa dong..” kata Lisa dengan manjanya.
“Yuk.. sini duduk di pangkuanku,” kataku sambil menarik tubuhnya ke pangkuanku.

Setelah Lisa duduk di pangkuanku, kucium pipinya yang putih seperti biasanya.

“Ih.. Om genit deh..” kata Lisa sambil memukul pahaku.
Aku hanya tertawa dan melanjutkan tontonan di televisi. Sambil menonton, kami bercerita mengenai jalan cerita film tersebut.
“Om.. Lisa agak dingin nih, peluk Lisa dong..” pinta Lisa dengan manja.
Maka kupeluk badannya yang masih kecil sambil sekali-kali kucium pipinya yang membuatku gemas.

Setelah kupeluk sekitar 15 menit, aku merasakan duduk Lisa tidak mantap, pinggulnya bergerak terus. Aku melebarkan kakiku sehingga lebih rileks dan pada saat itu mendadak Lisa memundurkan pinggulnya sehingga menempel di kemaluanku seperti biasanya. Karena sudah biasa aku tidak kagetdan diam saja. Tetapi semakin lama Lisa semakin gelisah dan pinggulnya mulai menggesek-gesekke arah kemaluanku. Mau tidak mau, kemaluanku jadi berdiri tegak dan mengeras. Merasakan kemaluanku mengeras, Lisa semakin merapatkan pinggulnya dan menggesek-gesekanya. Konsentrasiku menonton film di televisi mulai buyar. Aku memandangi Lisa dan berpikir apakah mungkin anak ini juga sudah mengenal libido? Rasanya tidak mungkin karena baru berumur 11 tahun. Memang kadang-kadang secara tidak sengaja, aku menyentuh dadanya dan terasa sudah ada yang tumbuh di sana.

“Lisa.. Om mau nanya kamu, tapi jawab yang jujur dan ngga usah malu-malu ya..?” kataku kepadanya.

“Nanya apaan sih Om..?” tanyanya sambil tersenyum.
“Apakah kamu sudah pernah menstruasi?” tanyaku langsung.
“Sudah Om.. setahun yang lalu Lisa mulai mens..” jawabnya tersipu-sipu karena malu.

“Ha..? Umur 10 tahun sudah mens.., wah-wah.. ternyata anak sekarang semakin cepat pertumbuhannya.” pikirku.

Jelas saja Lisa kelihatan mulai gatal dan suka duduk di pangkuanku. Apalagi sekarang dia mengesek-gesekkan pinggulnya ke arah kemaluanku yang mulai mengeras. Berarti dia sudah mempunyai libido dong.

Akhirnya kubiarkan saja Lisa mengesek-gesekkan pinggulnya ke kemaluanku yang tegang dan membesar. Aku pun mulai menikmatinya. Tanganku yang memeluknya mulai bergerilya. Pelan-pelan kuraba dadanya yang baru tumbuh dan mulai kuremas. Benar-benar payudaranya masih kecil dan sangat kencang. Lisa hanya memakai kaos dalam, karena mungkin memang tidak ada BH yang kecil. Dapat kurasakan putingnya yang mengeras dan baru sebesar kacang ijo. Kuremas-remas dan kupilin-pilin putingnya itu, dia menggelinjang kegelian.

“Om.. gelii.. Om..” Lisa mendesah halus.

“Kamu diam saja.., rasanya enak kok..” jawabku.

Aku mulai mencium pipinya, lehernya dan kujilat-jilat belakang telinganya, sekali-kali kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan Lisa menggeliat kegelian, nafsuku semakin naik.

“Aduh.. gelii.. gelii..” Lisa menjerit kecil.

Tanganku mulai menyusup ke balik kaosnya dan terasa kulit tubuhnya yang begitu halus. Tanganku mulai turun ke bawah dan terus ke selangkangan Lisa. Sama seperti Vivian, Lisa pun masih gundul alias botak. Tanganku meraba-raba vaginanya yang kecil dan mulai kuselipkan jariku membuka lipatan kegadisannya. Klitorisnya begitu kecil dan lembut dan mulai kupilin-pilin serta menekan halus.

“Shh.. ahh.. aduhh.. shh.. shh..” Lisa mendesah-desah karena keenakan.
Sementara itu lidahku terus bermain di leher dan telinganya, tangan kiriku terus meremas-remaspayudaranya yang kecil sambil memainkan putingnya.

Tubuh Lisa tersandar lemas ke tubuhku dan pinggulnya semakin kencang menggesek-gesek batang kejantananku yang mulai basah. Sekali-kali paha Lisa mengejang dan menjepit jari tanganku, kubiarkan Lisa menikmati pengalaman pertamanya. Terus kulanjutkan semua gerakanku dan tiba-tiba Lisa mengerang kecil, pinggulnya terangkat ke atas, pahanya mengejang dan menjepit jariku. Lisa mendapatkan orgasmenya yang pertama dan mengerang terus.

“Ahh.. shh.. shh.. ahh..” suara Lisa tersendat-sendat.

Cepat-cepat kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang telinganya dan kuputar-putar lidahku. Aku sendiri mengalami orgasme yang hebat, air maniku menyemprot di dalam celana dalamku sehingga aku merasa celana dalamku basah kuyup bagai kencing di dalam celana.

Setelah Lisa tenang, kukeluarkan tangan kananku dari dalam celananya dan tangan kiriku dari dalam kaosnya. Tubuh Lisa masih tersandar lemas di tubuhku, kucium lembut pipinya, matanya terpejam dan bibirnya tersenyum mirip senyuman Donna dan Vivian kakaknya. Kuangkat tubuhnya dan kugendong ke kamarnya. Dengan hati-hati kuletakkan di atas ranjang dan kuselimuti. Kucium pipinya sekali lagi dan kumatikan lampu kamar dan aku keluar melanjutkan tontonan film di telivisi.

Nah, pembaca yang terhormat, itulah pengalamanku bersama ketiga keponakanku yang cantik dan montok. Sekarang aku sudah bekerja di kota lain dan mereka juga sudah kuliah. Kalau aku pulang ke kotaku dan bertemu mereka, mereka hanya tersenyum seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Padahal terus terang masih ada keinginanku untuk mengulangi pengalaman yang dulu bersama mereka, tetapi aku malu mengatakannya. Semoga mereka membaca tulisanku ini dan memberikukesempatan untuk mengulanginya lagi.

Cerita Seks: Kecelakaan Berbuah Nikmat

Cerita Seks: Kecelakaan Berbuah Nikmat. Ini adalah cerita sexku yang asyik. Namaku Joko (samaran), tinggiku 171 cm, berat ideal. Akumemiliki wajah yang ganteng dan penis yang lumayan untuk membuat cewek tegang dan lemas. Aku mempunyai daya sex yang kuat sekali, sering aku melakukan onani dengan dengan nonton BF dan berkhayal tubuh sintal dan seksi, lalu memasukkan penisku ke vagina cewek. Aku sering nonton BF dan diiringi meremas-remas penis sampai aku tegang dan keluar sperma. Ini biasanya aku lakukan sampai tiga kali dalam satu kali nonton BF. Aku suka susu cewek yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau bermain sex dengan posisi aku di bawah dan cewek yang memainkan vaginanya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus yang naik turun dan bergoyang.
 

Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang menimpaku. Seperti biasa, sore hari aku menyempati jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket kesayanganku, dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Aku lihat ke kanan dan ke kiri, tiba tiba ada motordari belakang dengan kecepatan tinggi menyerempetku. Sekilas aku kaget dan berusaha minggir, tapi sial aku malah jatuh karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir dan akhirnya aku tertimpa motor dan yang menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)! Setelah itu aku berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar situ. Aku terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas dan dada), sebenarnya luka ini tidak begitu serius bagiku, tapi aku kagum sekali dengan pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.
Setelah beberapa detik kejadian itu, aku langsung dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Ya, seperti biasa menghindari campur tangan polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah rumah dan motorku di depan rumah itu, aku disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata pemilik rumah itu. “Adik duduk aja di sini, biar ibu ambilin obat ya..” kata cewek itu dan segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 36, meskipun umurnya ya.. cukup tua sih. Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubangkenikmatannya.
Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya, “Sri.. Sri..ambilin minum tuh.. buat Mas-nya!” ternyata dia punya anak perempuan yang namanya Sri, umurnya sekitar 17 tahun. Setelah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku,
“Wah.. ini lukanya parah sekali Dik..” sambil membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu.. biasa aja kok,” kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
“Nama Adik siapa?” tanya ibu itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Joko Bu, aduh pedih sekali.. pelan-pelan Bu..!”
“Maaf ya.. Dik Joko, oh ya nama iBu Intan,” katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tidak disengaja susu Neneng itu menyenggol sikuku.”Oh.. maaf Bu.. tidak sengaja,” tanyaku sambil melihat susu Neneng yang membuat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho.. Dik Joko yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh..” katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.
“Ya.. Bu itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.
“Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Bu Intan.
“Agak linu Bu.. karena bagian paha sih..” kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak memungkinkan aku meluruskan kakiku.
“Ya.. sudah ke kamar Ibu dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Bu Intan sambil membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya.. Bu.. tapi..?” tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Bu Intan yang montok itu.
“Tapi apa, oh.. kamu malu ya.. nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Ibu bantu!” sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Bu Intan aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Bu Intan tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Bu Intan yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidur Bu Intan.
“Sudah Dik Joko, mana yang luka lagi?” sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Bu Intan.
“Di dada sini Bu,” kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
“Ya.. sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.
“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku melihat dengan jelas susu Bu Intan tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak muat menampung besarnya susu Bu Intan dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di ataspaha mulus Bu Intan. Dan pada waktu Bu Intan meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Bu Intan dan rok mini Bu Intan terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
“Maaf ya.. Bu, Joko tidak sengaja kok,” pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha Bu Intan yang mulus dan putih itu.
“Ya.. tidak apa-apa kok,” sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi Bu Intan makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Bu Intan itu, pelan dan pelan karena aku takut Bu Intan marah karena ulahku ini. Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan sampailah aku di pangkal paha Bu Intan itu dan menyentuh CD Bu Intan yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek susu Bu Intan (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Bu Intan diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas Bu Intan tidak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihh.. Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.”Itu Bu.. di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.”Wow.. Ya ini harus dibuka Dik Joko, kalau tidak dibuka dimana ibu bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Bu Intan sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
“Bu.. bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa copot sendiri Bu, kan tanganku luka,” alasanku agar Bu Intan bisa lihat penisku dari dekat.
Tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
“Bu ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, ibu mau obati Mas Joko dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku. Setelah itu Bu Intan mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Bu Intan mudah melepas celanaku. Saat membuka celanaku, posisi Bu Intan membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut Bu Intan.. “Sorry Bu.. tak sengaja,” mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena cara Bu Intan membuka celanaku sangat merangsang penisku.
Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Bu Intan melepas celana jeans-ku (apa ini usaha Bu Intan untuk merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai CD. Dan mulailah Bu Intan mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali BuNeneng melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat Bu Intan ini yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas (pantat mulus Bu Intan) dan aku nekat mengangkat rok mini Bu Intan ke atas sehingga sekarang terlihat pantat Bu Intan yang mulusitu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat.
Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik CD Bu Intan dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup CD itu, Bu Intan mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD Bu Intan yang basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina Bu Intan yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Akumulai menggeser CD Bu Intan ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina Bu Intan yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vagina Bu Intan dan dengan reaksi itu nafas Bu Intan mulai tak beraturan, “Eeehh.. ahh.. ohh hemm..” dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Bu Intan dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan.. “Ah.. oh yes te.. rus.. please.. ah.. ohe.. lebih dalam.. Jook.. ” Bu Intan mulai membuang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku.
Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki Bu Intan ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina Bu Intan tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vagina Bu Intan dengan lidahku yang indah itu. “Oh.. ya.. enak sekali hisapanmu Jok.. Oh aughh ahh yes.. terus!” dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh.. ah.. terus.. kontol kamu tegang sekali Joko..”
“Ya.. Bu jilat.. jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Bu Intan terus melumat habis penisku.
“Oh.. ya.. ya.. terus yang keras lagi..!”
Bu Intan memang lihai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi Bu Intan. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Bu Intan tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga Bu Intan tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Bu Intan mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya.. “Jo.. ah ye.. yea.. aku tidak tahan Jok.. a.. ku.. ke.. luaar..” dan “Serr.. serr..” terasa semprotan kuat dari vagina Bu Intan kena jariku.
Cairan putih kental yang keluar dari vagina Bu Intan kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Bu Intan tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Bu Intan masih kuat? Apa cukup saja Bu?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yangkuharapkan sex Bu Intan kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali Jok! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Bu Intan sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
“Belum Bu! mau lagi atau..”
Belum aku berhenti ngomong Bu Intan mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan Bu Intan di atas tempat tidur denganposisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Bu Intan itu.
“Aah.. terus Bu..! lebih dalam Bu..! yes hemm Aah.. sesstt aahh..”
“Jok.. masukin aja ya.. aku pingin ngerasain penis kamu ini,”
Lalu aku memutarkan tubuh Bu Intan dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang Bu Intan tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina Bu Intan.
“Ah.. ya.. masukkan Jok.. cepet aku tidak tahan nih.. oh.. ce.. pet!”
Aku langsung memasukkan ke lubang Bu Intan.
“Bless.. slepp..”
“Ah.. ye..” erang Bu Intan menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah.. ya.. penis kamu.. hebat Jok.. keras, te.. rus.. oh.. sst.. ah..”
Aku semakin terangsang dengan erangan Bu Intan yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughh.. sstt teruss.. jangan ber.. henti.. ah.. ke.. rass.. Joko.. hebat..”
Dan akhirnya,
“Jok.. lebih cepet..! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak.. oh.. ye.. tahan.. la.. gi.. ah.. oh shh..”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya, “Serr.. serr..” terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Bu Intan tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Bu Intan yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-ku.
“Bu.. permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini..”
Dengan mengangkat tubuh Bu Intan ke pinggir tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha Bu Intan sehingga terpampang vagina Bu Intan yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Jok.. aughh hemm.. terus Jok..”
Aku dengan semangat “45? kukocok habis vagina Bu Intan dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan..
“Bu.. aku mau ke.. luar.. ah.. ye.. di.. mana.. ini.. dalam atau di luar.. oh ye!” sambil mempercepat kocokan jari dan penisku.
“Ya.. aku juga Joko.. uh.. uh.. hemm.. sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye..”
Bu Intan tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina Bu Intan, “Crott.. crott..” sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh Bu Intan, “Oh.. yak.. yes.. hemm..” Lalu kucabut penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina Bu Intan dengan reaksi Bu Intan mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
“Bu Intan hebat sekali deh, makasih ya Bu..”
“Kamu juga hebat banget Joko.. Ibu sampai kualahan menghadapi kontol kamu yang tegap ini. Wah.. kontol kamu ini harus dibersihkan dulu ya..”
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow.. oh.. ye.. teruus.. yess.. sseesstt ahh ya..”
Ini membuatku tegang lagi, dan Bu Intan tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.
“Bu.. stop.. augghh he.. stoop aku.. tak.. tahan..”
Dan..
“Croot.. croott..”
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah Bu Intan, dan aku tergeletak lemas di atas susu Bu Intan.
“Nah.. sekarang kan Bu Intan tidak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah..!”
“Makasih ya.. Jok.. kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku pulang ke kost-ku, sempat Bu Intan minta untuk oral sekali lagi.
Itulah salah satu pengalamanku tentang sex. Bagi para cewek-cewek yang membutuhkan penyaluran sex yang aman dari penyakit apapun, aku siap melayani anda (oral, konvesional dan unkonvesional, dan lain-lain). Anda tidak akan rugi dengan sex yang yang aman dariku, hubungi aku di e-mailku, pasti kubalas. Yang jelas ya, yang pasti harus cewek tulen. Sampai jumpa dengan pengalaman sex yang paling aman dari penyakit apapun dariku. See you!

Cerita Seks: Kecelakaan Berbuah Nikmat. Ini adalah cerita sexku yang asyik. Namaku Joko (samaran), tinggiku 171 cm, berat ideal. Akumemiliki wajah yang ganteng dan penis yang lumayan untuk membuat cewek tegang dan lemas. Aku mempunyai daya sex yang kuat sekali, sering aku melakukan onani dengan dengan nonton BF dan berkhayal tubuh sintal dan seksi, lalu memasukkan penisku ke vagina cewek. Aku sering nonton BF dan diiringi meremas-remas penis sampai aku tegang dan keluar sperma. Ini biasanya aku lakukan sampai tiga kali dalam satu kali nonton BF. Aku suka susu cewek yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau bermain sex dengan posisi aku di bawah dan cewek yang memainkan vaginanya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus yang naik turun dan bergoyang.
 

Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang menimpaku. Seperti biasa, sore hari aku menyempati jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket kesayanganku, dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Aku lihat ke kanan dan ke kiri, tiba tiba ada motordari belakang dengan kecepatan tinggi menyerempetku. Sekilas aku kaget dan berusaha minggir, tapi sial aku malah jatuh karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir dan akhirnya aku tertimpa motor dan yang menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)! Setelah itu aku berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar situ. Aku terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas dan dada), sebenarnya luka ini tidak begitu serius bagiku, tapi aku kagum sekali dengan pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.
Setelah beberapa detik kejadian itu, aku langsung dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Ya, seperti biasa menghindari campur tangan polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah rumah dan motorku di depan rumah itu, aku disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata pemilik rumah itu. “Adik duduk aja di sini, biar ibu ambilin obat ya..” kata cewek itu dan segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 36, meskipun umurnya ya.. cukup tua sih. Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubangkenikmatannya.
Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya, “Sri.. Sri..ambilin minum tuh.. buat Mas-nya!” ternyata dia punya anak perempuan yang namanya Sri, umurnya sekitar 17 tahun. Setelah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku,
“Wah.. ini lukanya parah sekali Dik..” sambil membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu.. biasa aja kok,” kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
“Nama Adik siapa?” tanya ibu itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Joko Bu, aduh pedih sekali.. pelan-pelan Bu..!”
“Maaf ya.. Dik Joko, oh ya nama iBu Intan,” katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tidak disengaja susu Neneng itu menyenggol sikuku.”Oh.. maaf Bu.. tidak sengaja,” tanyaku sambil melihat susu Neneng yang membuat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho.. Dik Joko yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh..” katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.
“Ya.. Bu itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.
“Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Bu Intan.
“Agak linu Bu.. karena bagian paha sih..” kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak memungkinkan aku meluruskan kakiku.
“Ya.. sudah ke kamar Ibu dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Bu Intan sambil membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya.. Bu.. tapi..?” tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Bu Intan yang montok itu.
“Tapi apa, oh.. kamu malu ya.. nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Ibu bantu!” sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Bu Intan aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Bu Intan tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Bu Intan yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidur Bu Intan.
“Sudah Dik Joko, mana yang luka lagi?” sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Bu Intan.
“Di dada sini Bu,” kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
“Ya.. sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.
“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku melihat dengan jelas susu Bu Intan tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak muat menampung besarnya susu Bu Intan dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di ataspaha mulus Bu Intan. Dan pada waktu Bu Intan meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Bu Intan dan rok mini Bu Intan terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
“Maaf ya.. Bu, Joko tidak sengaja kok,” pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha Bu Intan yang mulus dan putih itu.
“Ya.. tidak apa-apa kok,” sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi Bu Intan makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Bu Intan itu, pelan dan pelan karena aku takut Bu Intan marah karena ulahku ini. Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan sampailah aku di pangkal paha Bu Intan itu dan menyentuh CD Bu Intan yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek susu Bu Intan (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Bu Intan diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas Bu Intan tidak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihh.. Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.”Itu Bu.. di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.”Wow.. Ya ini harus dibuka Dik Joko, kalau tidak dibuka dimana ibu bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Bu Intan sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
“Bu.. bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa copot sendiri Bu, kan tanganku luka,” alasanku agar Bu Intan bisa lihat penisku dari dekat.
Tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
“Bu ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, ibu mau obati Mas Joko dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku. Setelah itu Bu Intan mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Bu Intan mudah melepas celanaku. Saat membuka celanaku, posisi Bu Intan membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut Bu Intan.. “Sorry Bu.. tak sengaja,” mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena cara Bu Intan membuka celanaku sangat merangsang penisku.
Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Bu Intan melepas celana jeans-ku (apa ini usaha Bu Intan untuk merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai CD. Dan mulailah Bu Intan mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali BuNeneng melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat Bu Intan ini yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas (pantat mulus Bu Intan) dan aku nekat mengangkat rok mini Bu Intan ke atas sehingga sekarang terlihat pantat Bu Intan yang mulusitu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat.
Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik CD Bu Intan dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup CD itu, Bu Intan mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD Bu Intan yang basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina Bu Intan yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Akumulai menggeser CD Bu Intan ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina Bu Intan yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vagina Bu Intan dan dengan reaksi itu nafas Bu Intan mulai tak beraturan, “Eeehh.. ahh.. ohh hemm..” dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Bu Intan dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan.. “Ah.. oh yes te.. rus.. please.. ah.. ohe.. lebih dalam.. Jook.. ” Bu Intan mulai membuang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku.
Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki Bu Intan ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina Bu Intan tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vagina Bu Intan dengan lidahku yang indah itu. “Oh.. ya.. enak sekali hisapanmu Jok.. Oh aughh ahh yes.. terus!” dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh.. ah.. terus.. kontol kamu tegang sekali Joko..”
“Ya.. Bu jilat.. jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Bu Intan terus melumat habis penisku.
“Oh.. ya.. ya.. terus yang keras lagi..!”
Bu Intan memang lihai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi Bu Intan. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Bu Intan tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga Bu Intan tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Bu Intan mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya.. “Jo.. ah ye.. yea.. aku tidak tahan Jok.. a.. ku.. ke.. luaar..” dan “Serr.. serr..” terasa semprotan kuat dari vagina Bu Intan kena jariku.
Cairan putih kental yang keluar dari vagina Bu Intan kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Bu Intan tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Bu Intan masih kuat? Apa cukup saja Bu?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yangkuharapkan sex Bu Intan kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali Jok! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Bu Intan sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
“Belum Bu! mau lagi atau..”
Belum aku berhenti ngomong Bu Intan mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan Bu Intan di atas tempat tidur denganposisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Bu Intan itu.
“Aah.. terus Bu..! lebih dalam Bu..! yes hemm Aah.. sesstt aahh..”
“Jok.. masukin aja ya.. aku pingin ngerasain penis kamu ini,”
Lalu aku memutarkan tubuh Bu Intan dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang Bu Intan tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina Bu Intan.
“Ah.. ya.. masukkan Jok.. cepet aku tidak tahan nih.. oh.. ce.. pet!”
Aku langsung memasukkan ke lubang Bu Intan.
“Bless.. slepp..”
“Ah.. ye..” erang Bu Intan menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah.. ya.. penis kamu.. hebat Jok.. keras, te.. rus.. oh.. sst.. ah..”
Aku semakin terangsang dengan erangan Bu Intan yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughh.. sstt teruss.. jangan ber.. henti.. ah.. ke.. rass.. Joko.. hebat..”
Dan akhirnya,
“Jok.. lebih cepet..! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak.. oh.. ye.. tahan.. la.. gi.. ah.. oh shh..”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya, “Serr.. serr..” terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Bu Intan tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Bu Intan yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-ku.
“Bu.. permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini..”
Dengan mengangkat tubuh Bu Intan ke pinggir tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha Bu Intan sehingga terpampang vagina Bu Intan yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Jok.. aughh hemm.. terus Jok..”
Aku dengan semangat “45? kukocok habis vagina Bu Intan dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan..
“Bu.. aku mau ke.. luar.. ah.. ye.. di.. mana.. ini.. dalam atau di luar.. oh ye!” sambil mempercepat kocokan jari dan penisku.
“Ya.. aku juga Joko.. uh.. uh.. hemm.. sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye..”
Bu Intan tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina Bu Intan, “Crott.. crott..” sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh Bu Intan, “Oh.. yak.. yes.. hemm..” Lalu kucabut penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina Bu Intan dengan reaksi Bu Intan mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
“Bu Intan hebat sekali deh, makasih ya Bu..”
“Kamu juga hebat banget Joko.. Ibu sampai kualahan menghadapi kontol kamu yang tegap ini. Wah.. kontol kamu ini harus dibersihkan dulu ya..”
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow.. oh.. ye.. teruus.. yess.. sseesstt ahh ya..”
Ini membuatku tegang lagi, dan Bu Intan tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.
“Bu.. stop.. augghh he.. stoop aku.. tak.. tahan..”
Dan..
“Croot.. croott..”
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah Bu Intan, dan aku tergeletak lemas di atas susu Bu Intan.
“Nah.. sekarang kan Bu Intan tidak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah..!”
“Makasih ya.. Jok.. kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku pulang ke kost-ku, sempat Bu Intan minta untuk oral sekali lagi.
Itulah salah satu pengalamanku tentang sex. Bagi para cewek-cewek yang membutuhkan penyaluran sex yang aman dari penyakit apapun, aku siap melayani anda (oral, konvesional dan unkonvesional, dan lain-lain). Anda tidak akan rugi dengan sex yang yang aman dariku, hubungi aku di e-mailku, pasti kubalas. Yang jelas ya, yang pasti harus cewek tulen. Sampai jumpa dengan pengalaman sex yang paling aman dari penyakit apapun dariku. See you!

Cerita Seks: Tunangan Sepupuku Memang Nikmat

Cerita Seks: Tunangan Sepupuku Memang Nikmat

Cerita Seks Panas, Perselingkuhan sebelum janur kuning telah terjadi dan dikemas dalam sebuah cerita seks panas yang menegangkan. Kami cukup akrab satu sama lain. Dan akupun sering berkunjung ke kafe milik Putra utk sekedar nongkrong melepas stress. Jujur saja,Via ini sangat cantik bagiku,tp karena masih melihat tali persaudaraan dgn Putra,maka aku tak ada niat apa2 terhadap Via. Malah yg terjadi sebaliknya,Via sering sekali menemaniku ngobrol di kafe berdua,Putra pun tak ambil pusing. Mereka sudah bertunangan bbrp bln yg lalu. Namun dr keseringan curhat itulah aku jadi tahu bahwa Putra itu suka main tangan terhadap Via,minimal menampar apabila ada kesalahan sedikit. Via berani curhat kepadaku,karena Putra ini masih segan terhadapku. Dr seringnya curhat itulah,kami jadi dekat. Dan suatu hari Via curhat kalau Putra jarang pulang karena terlalu sibuk dgn pekerjaannya,hingga Via merasa tak dianggap. Dan suatu kali pernah ditemuinya Putra sedang berduaan dgn WP di salah satu karaoke. Dan memang saat hari itu aku berkunjung ke kafe nya,Putra memang sedang ke luar kota.
"Putra udah jarang perhatian ma Via lagi,Kak..",katanya.
"Ya..sabar aja dl.. ",jawabku.
"Mana dia sering ketahuan selingkuh. Begitu ketahuan langsung dia memohon2 minta maaf. Udh Via maafin,ehh..diulangin lagi.",cerita Via penuh emosi.
"Sabar,ya.. Jgn cemberut gt.. wajahnya jadi lucu klo gt.",candaku.
"Ihh...Kakak..orang lg serius cerita..",ujarnya.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yg memang menggemaskan.
Suatu hari,Via menghubungiku bahwa Putra sedang ke luar kota selama 2 hari. Via yg saat itu menginap dirmh Putra,malah jadi sendirian. Masalahnya Putra,berangkat bersama Ayahnya. Sedang dirmh tak ada siapa2 kecuali adik Putra yg masih kecil dan seorang pembantu.
"Kak..Putra sedang keluar kota 2 hari,lusa baru pulang. Via sendirian dirmh Putra ama adik kecil aja. Ama pembantu satu. Via tadi udh bilang ke Putra,dan katanya mnta tlg kakak aja yg nemenin skaligus ngecek kerjaan sementara. Kakak bisa ga ksni nanti mlm ? Nginep sini. Soalnya Via takut. Ada kamar tamu koq. Bisa ya,Kak...",pintanya.
"Ehh...iya deh...",jawabku.
"Makasih,Kak. Via tunggu lho..",sahutnya terdengar girang.
Malamnya,aku bergegas kermh Putra. Pukul 7 saat kafe Putra masih buka,aku sudah berada dsna. Via tampak senang dgn kedatanganku. Seraya dia menghampiriku,memeluk dan mencium pipiku.
"Makasih,Kak. Ternyata jadi dateng.",ujarnya.
"Lho..lho...koq nyium. Ntr dipikir org gmn2 lho...",kataku.
"Tenang,Kak. Semua jg tau koq klo Kakak itu kan sepupunya Putra. Jd ya ga masalah.",jawabnya.
Setelah menjelang tngh mlm sktr pukul 11 malam,kafe ditutup. Semua karyawan pun pulang. Akupun pulang jg berboncengan dgn Via. Sesampai dirmh Putra,Via membuka pintu,dan kami pun masuk. Didalam rmh ternyata,si bibik pembantu telah tertidur pulas dikamar sikecil dgn kondisi pintu kamar terkunci. Akhirnya,kami di ruang keluarga sbntr sambil ngobrol kecil.
"Kak..Via mau mandi dl ya. Gerah soalnya.. Kakak tunggu dsni dl. Temenin Via begadang,sambil cerita2 yah...",ujarnya manja.
aku hanya menganggukkan kepala. Bbrp menit berlangsung,Via tampak selesai mandi. Dia hanya mengenakan baju tidur yg bisa aku sebut daster tipis. Aku yang saat itu menonton Tv,langsung saja ditubruk Via dr samping,dan langsung dia menyandarkan kepalanya dipundakku..
"Kak..Kakak koq baik sih ama Via...? Mau dngrin curhat Via. Mau bantuin Via klo pas Via butuh..",ujarnya.
"Ya..kan sama calon ipar musti gt. hehehe....",jawabku asal.
Disela2 Via menyadarkan kepalanya tadi,otomatis celah daster bagian dadanya sedikit terbuka. Karena tak sengaja terlihat,maka aku jadi tahu.
Via tak memakai bra... PAyudaranya terlihat jelas dr celah itu. Hingga putingnya terlihat. Aku mencoba memalingkan pandangan ke arah lain,tp seakan tersihir magnet. Karena penasaran terus,akhirnya kulanjutkan saja melihat payudara itu. Putih sekali... pikirku. Via masih tak sadar kalau kuintip,karena dia masih menonton FTV disalah satu stasiun swasta. Siku Via tepat menindih "dedek" ku yang memang mulai menggeliat karena pemandangan indah tadi. Siaall...pikirku.
Via sesekali menggerakkan sikunya tsb dengan pelan. Itu terang saja membuat aku menjadi konak habis,karena didepan mata jg terlihat pemandangan gunung kembar nan indah.
Tak lama,kemudian,disaat aku keenakan mengintip. Terasa ada yg memegang penisku. Siall...Via sadar rupanya kalau penisku mengeras disikunya...!!!
Ditekan-tekannya penisku itu dgn telapak tangannya.
"Kak..burungnya bangun toh...?",tanyanya.
"Ehh...mungkin.",jawabku bingung.
"Lha ini,keras... ihh...nakal ahh..Kakak..",ujarnya.
"Hehehe...iya kayaknya..gara2 tangan kmu tuh nyenggol2. jadinya bangun kan. Makanya jgn disenggol2 lagi.",jawabku bercanda.
"Hahaha...yee...baru disenggol aja bangun. Biarin..Via senggol2 aja terus.",jawabnya sambil kembali menekan2 pelan penisku.
"Ehh...jangan...bnrn lho... klo disenggol lagi,berarti kamu tanggung jawab.",ujarku.
"Ya udah...Via ga nyenggol lagi. Tp Via giniin. hahha.."candanya seraya meremas penisku yang sudah tegang dan keras itu.
"Via...jgn donk...kmu remas2 gt malah bangun. Emang kamu mau tanggung jawab ?" tanyaku.
"Biarin bangun. Kan lucu. Tanggung jawab..? Knp ga brani..?"jawabnya.
HYah...? Gila ini ank... Menggoda bgt....
"Oke...senggol aja terus.. remas aja... asal kamu tanggung jawab aja gpp koq.",kataku.
Kupkir Via akan berhenti sampai situ. Ternyata enggak. Dia malah meremas dan mengelus2 penisku dari luar celana panjangku. Adduhhhh...
LAngsung saja,kubalas dengan memberanikan diri,kuremas payudaranya.
"Ihh..Kakak nakal... koq ngeremas jg..?",katanya.
"Ya habisnya kmu ngeremas,aku balas jg.",ujarku masih meremas payudaranya.
Akhirnya Via diam saja,tetapi masih melanjutkan meremas penisku. Kuremas payudaranya,dia tampak diam saja. kucoba memasukkan tanganku kebalik daster tipisnya,dan kupegang payudara itu langsung. Kenyal sekali....
Maafkan aku,Putra..... Tapi tunanganmu duluan yang mancing2..

Akhirnya,terjadilah adegan saling remas-meremas itu dan berlangsung cukup lama. Akhirnya,via tampak tak kuasa menahan gejolak birahinya.
"Kak..jgn dsni ah... kekamar aja. takut Bibik liat nanti. Yuk..",ajaknya seraya berdiri dan berjalan menuju kamar tamu. Tanpa basa-basi,kususul dia.
"Vi..aku tanya dl.. kenapa koq kamu mancing2 gni drtd ?",tanyaku didalam kmr.
"Ya..gak ada. Pengen aja. Habis Putra jarang bs diajak becanda gt. Klo becanda2 gt td Via malah jd horny,Kak. Maaf ya..",ujarnya manja.
"Hmmm...aku kamu godain gt ya malah horny,Vi... Sekarang gmn..?",tanyaku berlagak polos.
"Katanya tanggung jawab kan..? Ya udh,sini.. Via tanggung jawab.",jawabnya.
Segera kuhampiri Via yang duduk dipinggir kasur. Tak lupa kukunci pintu kamar terlebih dahulu. Via segera membuka daster tipisnya itu. Dass....Tampaklah payudara yg putih dan indah itu didepan mataku. Via masih mengenakan CD,namun lebih kusebut itu tepatnya G-String.
Via segera berdiri,dan merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Langsung saja kulumat bibir Via yang imut dan merah itu. Via membalasnya. Kami pun berciuman,dan Via dalam keadaan telanjang hanya mengenakan CD. Sambil berciuman,kuremas2 payudara Via yg berukuran sedang itu. Via tak mau kalah,dielus2nya penisku dr luar celanaku. Via lalu melepas kaos yang kupakai,dan kembali kami berciuman. Gunung kembar itu terasa kenyal sekali didadaku. Sesekali kuremas pantat Via yang bulat dan berisi itu. Disela berciuman,Via membuka resleting celanaku,dan memelorotkannya beserta Cd dan boxer yg kupakai.
Kulempar celana dan boxer itu kesembarang arah dengan kakiku.
Via lalu menggenggam penisku dan mengocoknya perkahan. Kami masih berciuman.
Stlh bbrp menit berlalu,kubaringkan tubuh Via terlentang dikasur. LAlu,kuciumi payudaranya dan kujilati putingnya yg masih berwarna coklat muda kemerah-merahan itu. SEMPURNA sekali payudaranya....
Disela2 kuhisap dan kumainkan putingnya dengan lidah dan bibirku,kulucuti pula G-string yang dia pakai. Setelah itu,kumainkan vaginanya. Kuelus-elus dan kumainkan klitorisnya dgn jariku. Via mulai mendesah pelan. Perlahan,kumasukkan jariku kedalam vaginanya,dan kutusuk-tusuk perlahan. Vagina itu mulai basah karena rangsanganku. Ciumanku pun merambat kebawah menuju vagina Via. Tepat diantara selangkangan Via,kuhentikan aktivitas lidahku. Kulihat vagina itu tanpa bulu ( di wax ). Mulus dan bersih sekali. Wangi lagi. Segera kujilat bibir vaginanya. Lalu,kujilati klitorisnya perlahan.
Via mulai mendesah2 dan merintih keenakan.
Setelah vagina Via cukup basah,kusudahi aktivitas lidahku itu. Lalu,Via memintaku berbaring. Akupun berbaring,dan Via kini yang merangsangku. Ciuman dan lidahnya menjalar dari leher,menuju perut dan pinggulku. Lalu,berhenti dipangkal pahaku. Kembali digenggamnya penisku,dan dikocoknya pelahan. Via,tampak menjilati kedua "bolaku" sambil tangannya mengocok batang penisku perlahan. LAlu,dijilatinya kepala penisku terlebih dahulu. Setelah itu,dihisapnya. Dikulumnya penisku dengan lembut. Memang tak cukup masuk semua kedalam bibirnya. Tapi nikmatnya itu benar2 beda.
Bbrp menit Via mengulum dan menghisap penisku,lau ia menyudahinya. Segera Via berposisi jongkok diantara selangkanganku. Dipegangnya batang penisku dan diarahkan menuju lubang vaginanya yang mulai becek. Digesek-gesekkan terlebih dahulu,lalu ditekanlah tubuhnya agar penisku masuk. Penisku mulai membelah vaginanya walau sedikit kesulotan,karena memang masih sempit vagina Via. Setelah bbrp saat,akhirnya masuklah semua batang penisku kedalam vaginanya.
"Agghh.....",desah Via lembut.
Via lalu bergerak naik-turun sambil mendesah. Nikmat sekali vagina Via. Kurasakan menjepit penisku dengan erat.
"Aggh...Kak....Agghh....Uhh....",rintihnya pelan.
Kuremas payudara Via yang ikut bergerak naik-turun seirama dengan goyangannya. Kumainkan putingnya. Via memejamkan mata sambil terus mendesah.
"Ahh....Aggghh..",desahnya.
cukup lama WOT,Via tampak kelelahan bergoyang. Akhirnya kuputuskan untuk D-S sejenak. Via pun menungging. Segera kumasukkan penisku dari belakang.
"Mmmpphh...",rintihnya saat penisku membelah vaginanya.
Kugerakkan pinggulku maju-mundur mendorong penisku agar menjelajahi kedalaman vagina Via. Kugerakkan berirama,dari pelan..lalu kupercepat..dan pelan..begitu terus.
"Agghh...teruuss..Kak..Ugghhhh..Uhh...",rintih Via.
Tak lama kemudia,Via mengerang dan mendesah panjang.
"Agghh...Kak..Agghhhh..",rupanya Via orgasme.
Kubiarkan sejenak dia menikmati orgasmenya,aku diam sejenak dengan penis masih tertancap di vaginanya. Terasa hangat melumuri penisku. Uhhh...
Setelah itu aku kembali bergerak selama bbrp menit. Dan akhirnya kuminta Via untuk terlentang. MOT kujadikan posisi pamungkas. Via pun terlentang. Sebelum kumasukkan penisku,kembali kujamah klitorisnya,sambil kuciumi bibir Via. Nafas Via tampak memburu dan ngos-ngosan. Tak lama kemudia,segera kemasukkan penisku kedalam vaginanya.
"SSsshh....ahhh...",desah Via saat penisku kembali membelah vaginanya yang mulai kemerah-merahan.
Kubenamkan seluruh batang penisku. Lalu,kugerakkan perlahan dan berirama.
"aaggh..aghh..ahh..",rintih via keenakan.
Kunaikkan kakinya dipundakku dan kembali kubergerak kali ini sedikit lebih cepat.
"Aghh...teruss..Kakk..Aggghh..",erang Via.
Bbrp menit kemudian,kuturunkan kembali kakinya,dan segera kaki itu merangkul pinggulku ikut mendorong.
"Aghhhh..Kak..Via..Keluaarr..lagiii...Aghhh....uhh ..",rintihnya mencapai orgasme keduanya.
Tangan Via memeluk erat tubuhku,dan rangkulan kakinya menekan pinggulku.
"Ohh..Ohh...Mpphh.Ahh..",rintihnya saat menikmati orgasme.
Bbrp menit kemudian,aku kembali bergerak menusuk-nusuk vagina Via.
Disela menggenjot tubuh via,aku berbisik ditelinganya.
"Kakak keluarin dmn,Via..?",tanyaku.
"Mulut Via..ajaaah...Kak..Aghh.."jawabnya sambil merintih.
Aku terus menggerakkan pinggulku. Kugenjot tubuh mulus Via itu.
Bbrp menit kemudian,panisku mulai mengejang. Pertanda sesuatu akan keluar daru ujung kepala penisku. Segera kugerakkan lebih cepat dan langsung kucabut. Kusodorkan penisku itu tepat di depan mulut Via. Via pun membuka mulutnya. Tangan Via mengocok batang penisku dengan cepat. Sambil sesekali dijilatinya kepala penisku.
"aHH..Teruss..Via..Kakak mau..keluar...ahh.",rintihku.
Lalu...

CROOTT...CRROOTTT...CROOTT..!!!
Muncratlah cairan kental dan putih itu. menyembur kedalam mulut Via yg terbuka. dan sebagian lagi,mendarat didahi dan pipi Via. Banyak sekali spermaku..pikirku.
Nikmat sekali. Disela2 muncratan terakhir,Via menjilati kepala penisku dan menghisapnya.
Benar-benar nikmat...!!!
Via lalu tampak menelan spermaku,dan kembali melanjutkan menghisap kepala penisku. Memastikan agar tak ada sisa lelehan sperma.
Tak lama kemudian,permainan kami berakhir dengan Via dan aku terkulai lemas.
tubuh kami sama2 telanjang. Kupeluk Via dan kucium keningnya.
"Ini tadi rahasia ya,Kak..",katanya.
"Iya lah,Via...pasti..",jawabku.
LAlu kami tertidur sejenak. Dan subuh kami kembali "berperang" diatas kasur tsb.
Malam itu kami bercinta sekitar 2 kali,namun sangat memuaskan.
Hingga kini,aku masih blm sempat datang ketmpt Putra. Dan Via pun masih sibuk dengan kafenya. Hmm...Keberuntungan yg membawa kenikmatan.

Cerita Seks: Tunangan Sepupuku Memang Nikmat

Cerita Seks Panas, Perselingkuhan sebelum janur kuning telah terjadi dan dikemas dalam sebuah cerita seks panas yang menegangkan. Kami cukup akrab satu sama lain. Dan akupun sering berkunjung ke kafe milik Putra utk sekedar nongkrong melepas stress. Jujur saja,Via ini sangat cantik bagiku,tp karena masih melihat tali persaudaraan dgn Putra,maka aku tak ada niat apa2 terhadap Via. Malah yg terjadi sebaliknya,Via sering sekali menemaniku ngobrol di kafe berdua,Putra pun tak ambil pusing. Mereka sudah bertunangan bbrp bln yg lalu. Namun dr keseringan curhat itulah aku jadi tahu bahwa Putra itu suka main tangan terhadap Via,minimal menampar apabila ada kesalahan sedikit. Via berani curhat kepadaku,karena Putra ini masih segan terhadapku. Dr seringnya curhat itulah,kami jadi dekat. Dan suatu hari Via curhat kalau Putra jarang pulang karena terlalu sibuk dgn pekerjaannya,hingga Via merasa tak dianggap. Dan suatu kali pernah ditemuinya Putra sedang berduaan dgn WP di salah satu karaoke. Dan memang saat hari itu aku berkunjung ke kafe nya,Putra memang sedang ke luar kota.
"Putra udah jarang perhatian ma Via lagi,Kak..",katanya.
"Ya..sabar aja dl.. ",jawabku.
"Mana dia sering ketahuan selingkuh. Begitu ketahuan langsung dia memohon2 minta maaf. Udh Via maafin,ehh..diulangin lagi.",cerita Via penuh emosi.
"Sabar,ya.. Jgn cemberut gt.. wajahnya jadi lucu klo gt.",candaku.
"Ihh...Kakak..orang lg serius cerita..",ujarnya.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yg memang menggemaskan.
Suatu hari,Via menghubungiku bahwa Putra sedang ke luar kota selama 2 hari. Via yg saat itu menginap dirmh Putra,malah jadi sendirian. Masalahnya Putra,berangkat bersama Ayahnya. Sedang dirmh tak ada siapa2 kecuali adik Putra yg masih kecil dan seorang pembantu.
"Kak..Putra sedang keluar kota 2 hari,lusa baru pulang. Via sendirian dirmh Putra ama adik kecil aja. Ama pembantu satu. Via tadi udh bilang ke Putra,dan katanya mnta tlg kakak aja yg nemenin skaligus ngecek kerjaan sementara. Kakak bisa ga ksni nanti mlm ? Nginep sini. Soalnya Via takut. Ada kamar tamu koq. Bisa ya,Kak...",pintanya.
"Ehh...iya deh...",jawabku.
"Makasih,Kak. Via tunggu lho..",sahutnya terdengar girang.
Malamnya,aku bergegas kermh Putra. Pukul 7 saat kafe Putra masih buka,aku sudah berada dsna. Via tampak senang dgn kedatanganku. Seraya dia menghampiriku,memeluk dan mencium pipiku.
"Makasih,Kak. Ternyata jadi dateng.",ujarnya.
"Lho..lho...koq nyium. Ntr dipikir org gmn2 lho...",kataku.
"Tenang,Kak. Semua jg tau koq klo Kakak itu kan sepupunya Putra. Jd ya ga masalah.",jawabnya.
Setelah menjelang tngh mlm sktr pukul 11 malam,kafe ditutup. Semua karyawan pun pulang. Akupun pulang jg berboncengan dgn Via. Sesampai dirmh Putra,Via membuka pintu,dan kami pun masuk. Didalam rmh ternyata,si bibik pembantu telah tertidur pulas dikamar sikecil dgn kondisi pintu kamar terkunci. Akhirnya,kami di ruang keluarga sbntr sambil ngobrol kecil.
"Kak..Via mau mandi dl ya. Gerah soalnya.. Kakak tunggu dsni dl. Temenin Via begadang,sambil cerita2 yah...",ujarnya manja.
aku hanya menganggukkan kepala. Bbrp menit berlangsung,Via tampak selesai mandi. Dia hanya mengenakan baju tidur yg bisa aku sebut daster tipis. Aku yang saat itu menonton Tv,langsung saja ditubruk Via dr samping,dan langsung dia menyandarkan kepalanya dipundakku..
"Kak..Kakak koq baik sih ama Via...? Mau dngrin curhat Via. Mau bantuin Via klo pas Via butuh..",ujarnya.
"Ya..kan sama calon ipar musti gt. hehehe....",jawabku asal.
Disela2 Via menyadarkan kepalanya tadi,otomatis celah daster bagian dadanya sedikit terbuka. Karena tak sengaja terlihat,maka aku jadi tahu.
Via tak memakai bra... PAyudaranya terlihat jelas dr celah itu. Hingga putingnya terlihat. Aku mencoba memalingkan pandangan ke arah lain,tp seakan tersihir magnet. Karena penasaran terus,akhirnya kulanjutkan saja melihat payudara itu. Putih sekali... pikirku. Via masih tak sadar kalau kuintip,karena dia masih menonton FTV disalah satu stasiun swasta. Siku Via tepat menindih "dedek" ku yang memang mulai menggeliat karena pemandangan indah tadi. Siaall...pikirku.
Via sesekali menggerakkan sikunya tsb dengan pelan. Itu terang saja membuat aku menjadi konak habis,karena didepan mata jg terlihat pemandangan gunung kembar nan indah.
Tak lama,kemudian,disaat aku keenakan mengintip. Terasa ada yg memegang penisku. Siall...Via sadar rupanya kalau penisku mengeras disikunya...!!!
Ditekan-tekannya penisku itu dgn telapak tangannya.
"Kak..burungnya bangun toh...?",tanyanya.
"Ehh...mungkin.",jawabku bingung.
"Lha ini,keras... ihh...nakal ahh..Kakak..",ujarnya.
"Hehehe...iya kayaknya..gara2 tangan kmu tuh nyenggol2. jadinya bangun kan. Makanya jgn disenggol2 lagi.",jawabku bercanda.
"Hahaha...yee...baru disenggol aja bangun. Biarin..Via senggol2 aja terus.",jawabnya sambil kembali menekan2 pelan penisku.
"Ehh...jangan...bnrn lho... klo disenggol lagi,berarti kamu tanggung jawab.",ujarku.
"Ya udah...Via ga nyenggol lagi. Tp Via giniin. hahha.."candanya seraya meremas penisku yang sudah tegang dan keras itu.
"Via...jgn donk...kmu remas2 gt malah bangun. Emang kamu mau tanggung jawab ?" tanyaku.
"Biarin bangun. Kan lucu. Tanggung jawab..? Knp ga brani..?"jawabnya.
HYah...? Gila ini ank... Menggoda bgt....
"Oke...senggol aja terus.. remas aja... asal kamu tanggung jawab aja gpp koq.",kataku.
Kupkir Via akan berhenti sampai situ. Ternyata enggak. Dia malah meremas dan mengelus2 penisku dari luar celana panjangku. Adduhhhh...
LAngsung saja,kubalas dengan memberanikan diri,kuremas payudaranya.
"Ihh..Kakak nakal... koq ngeremas jg..?",katanya.
"Ya habisnya kmu ngeremas,aku balas jg.",ujarku masih meremas payudaranya.
Akhirnya Via diam saja,tetapi masih melanjutkan meremas penisku. Kuremas payudaranya,dia tampak diam saja. kucoba memasukkan tanganku kebalik daster tipisnya,dan kupegang payudara itu langsung. Kenyal sekali....
Maafkan aku,Putra..... Tapi tunanganmu duluan yang mancing2..

Akhirnya,terjadilah adegan saling remas-meremas itu dan berlangsung cukup lama. Akhirnya,via tampak tak kuasa menahan gejolak birahinya.
"Kak..jgn dsni ah... kekamar aja. takut Bibik liat nanti. Yuk..",ajaknya seraya berdiri dan berjalan menuju kamar tamu. Tanpa basa-basi,kususul dia.
"Vi..aku tanya dl.. kenapa koq kamu mancing2 gni drtd ?",tanyaku didalam kmr.
"Ya..gak ada. Pengen aja. Habis Putra jarang bs diajak becanda gt. Klo becanda2 gt td Via malah jd horny,Kak. Maaf ya..",ujarnya manja.
"Hmmm...aku kamu godain gt ya malah horny,Vi... Sekarang gmn..?",tanyaku berlagak polos.
"Katanya tanggung jawab kan..? Ya udh,sini.. Via tanggung jawab.",jawabnya.
Segera kuhampiri Via yang duduk dipinggir kasur. Tak lupa kukunci pintu kamar terlebih dahulu. Via segera membuka daster tipisnya itu. Dass....Tampaklah payudara yg putih dan indah itu didepan mataku. Via masih mengenakan CD,namun lebih kusebut itu tepatnya G-String.
Via segera berdiri,dan merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Langsung saja kulumat bibir Via yang imut dan merah itu. Via membalasnya. Kami pun berciuman,dan Via dalam keadaan telanjang hanya mengenakan CD. Sambil berciuman,kuremas2 payudara Via yg berukuran sedang itu. Via tak mau kalah,dielus2nya penisku dr luar celanaku. Via lalu melepas kaos yang kupakai,dan kembali kami berciuman. Gunung kembar itu terasa kenyal sekali didadaku. Sesekali kuremas pantat Via yang bulat dan berisi itu. Disela berciuman,Via membuka resleting celanaku,dan memelorotkannya beserta Cd dan boxer yg kupakai.
Kulempar celana dan boxer itu kesembarang arah dengan kakiku.
Via lalu menggenggam penisku dan mengocoknya perkahan. Kami masih berciuman.
Stlh bbrp menit berlalu,kubaringkan tubuh Via terlentang dikasur. LAlu,kuciumi payudaranya dan kujilati putingnya yg masih berwarna coklat muda kemerah-merahan itu. SEMPURNA sekali payudaranya....
Disela2 kuhisap dan kumainkan putingnya dengan lidah dan bibirku,kulucuti pula G-string yang dia pakai. Setelah itu,kumainkan vaginanya. Kuelus-elus dan kumainkan klitorisnya dgn jariku. Via mulai mendesah pelan. Perlahan,kumasukkan jariku kedalam vaginanya,dan kutusuk-tusuk perlahan. Vagina itu mulai basah karena rangsanganku. Ciumanku pun merambat kebawah menuju vagina Via. Tepat diantara selangkangan Via,kuhentikan aktivitas lidahku. Kulihat vagina itu tanpa bulu ( di wax ). Mulus dan bersih sekali. Wangi lagi. Segera kujilat bibir vaginanya. Lalu,kujilati klitorisnya perlahan.
Via mulai mendesah2 dan merintih keenakan.
Setelah vagina Via cukup basah,kusudahi aktivitas lidahku itu. Lalu,Via memintaku berbaring. Akupun berbaring,dan Via kini yang merangsangku. Ciuman dan lidahnya menjalar dari leher,menuju perut dan pinggulku. Lalu,berhenti dipangkal pahaku. Kembali digenggamnya penisku,dan dikocoknya pelahan. Via,tampak menjilati kedua "bolaku" sambil tangannya mengocok batang penisku perlahan. LAlu,dijilatinya kepala penisku terlebih dahulu. Setelah itu,dihisapnya. Dikulumnya penisku dengan lembut. Memang tak cukup masuk semua kedalam bibirnya. Tapi nikmatnya itu benar2 beda.
Bbrp menit Via mengulum dan menghisap penisku,lau ia menyudahinya. Segera Via berposisi jongkok diantara selangkanganku. Dipegangnya batang penisku dan diarahkan menuju lubang vaginanya yang mulai becek. Digesek-gesekkan terlebih dahulu,lalu ditekanlah tubuhnya agar penisku masuk. Penisku mulai membelah vaginanya walau sedikit kesulotan,karena memang masih sempit vagina Via. Setelah bbrp saat,akhirnya masuklah semua batang penisku kedalam vaginanya.
"Agghh.....",desah Via lembut.
Via lalu bergerak naik-turun sambil mendesah. Nikmat sekali vagina Via. Kurasakan menjepit penisku dengan erat.
"Aggh...Kak....Agghh....Uhh....",rintihnya pelan.
Kuremas payudara Via yang ikut bergerak naik-turun seirama dengan goyangannya. Kumainkan putingnya. Via memejamkan mata sambil terus mendesah.
"Ahh....Aggghh..",desahnya.
cukup lama WOT,Via tampak kelelahan bergoyang. Akhirnya kuputuskan untuk D-S sejenak. Via pun menungging. Segera kumasukkan penisku dari belakang.
"Mmmpphh...",rintihnya saat penisku membelah vaginanya.
Kugerakkan pinggulku maju-mundur mendorong penisku agar menjelajahi kedalaman vagina Via. Kugerakkan berirama,dari pelan..lalu kupercepat..dan pelan..begitu terus.
"Agghh...teruuss..Kak..Ugghhhh..Uhh...",rintih Via.
Tak lama kemudia,Via mengerang dan mendesah panjang.
"Agghh...Kak..Agghhhh..",rupanya Via orgasme.
Kubiarkan sejenak dia menikmati orgasmenya,aku diam sejenak dengan penis masih tertancap di vaginanya. Terasa hangat melumuri penisku. Uhhh...
Setelah itu aku kembali bergerak selama bbrp menit. Dan akhirnya kuminta Via untuk terlentang. MOT kujadikan posisi pamungkas. Via pun terlentang. Sebelum kumasukkan penisku,kembali kujamah klitorisnya,sambil kuciumi bibir Via. Nafas Via tampak memburu dan ngos-ngosan. Tak lama kemudia,segera kemasukkan penisku kedalam vaginanya.
"SSsshh....ahhh...",desah Via saat penisku kembali membelah vaginanya yang mulai kemerah-merahan.
Kubenamkan seluruh batang penisku. Lalu,kugerakkan perlahan dan berirama.
"aaggh..aghh..ahh..",rintih via keenakan.
Kunaikkan kakinya dipundakku dan kembali kubergerak kali ini sedikit lebih cepat.
"Aghh...teruss..Kakk..Aggghh..",erang Via.
Bbrp menit kemudian,kuturunkan kembali kakinya,dan segera kaki itu merangkul pinggulku ikut mendorong.
"Aghhhh..Kak..Via..Keluaarr..lagiii...Aghhh....uhh ..",rintihnya mencapai orgasme keduanya.
Tangan Via memeluk erat tubuhku,dan rangkulan kakinya menekan pinggulku.
"Ohh..Ohh...Mpphh.Ahh..",rintihnya saat menikmati orgasme.
Bbrp menit kemudian,aku kembali bergerak menusuk-nusuk vagina Via.
Disela menggenjot tubuh via,aku berbisik ditelinganya.
"Kakak keluarin dmn,Via..?",tanyaku.
"Mulut Via..ajaaah...Kak..Aghh.."jawabnya sambil merintih.
Aku terus menggerakkan pinggulku. Kugenjot tubuh mulus Via itu.
Bbrp menit kemudian,panisku mulai mengejang. Pertanda sesuatu akan keluar daru ujung kepala penisku. Segera kugerakkan lebih cepat dan langsung kucabut. Kusodorkan penisku itu tepat di depan mulut Via. Via pun membuka mulutnya. Tangan Via mengocok batang penisku dengan cepat. Sambil sesekali dijilatinya kepala penisku.
"aHH..Teruss..Via..Kakak mau..keluar...ahh.",rintihku.
Lalu...

CROOTT...CRROOTTT...CROOTT..!!!
Muncratlah cairan kental dan putih itu. menyembur kedalam mulut Via yg terbuka. dan sebagian lagi,mendarat didahi dan pipi Via. Banyak sekali spermaku..pikirku.
Nikmat sekali. Disela2 muncratan terakhir,Via menjilati kepala penisku dan menghisapnya.
Benar-benar nikmat...!!!
Via lalu tampak menelan spermaku,dan kembali melanjutkan menghisap kepala penisku. Memastikan agar tak ada sisa lelehan sperma.
Tak lama kemudian,permainan kami berakhir dengan Via dan aku terkulai lemas.
tubuh kami sama2 telanjang. Kupeluk Via dan kucium keningnya.
"Ini tadi rahasia ya,Kak..",katanya.
"Iya lah,Via...pasti..",jawabku.
LAlu kami tertidur sejenak. Dan subuh kami kembali "berperang" diatas kasur tsb.
Malam itu kami bercinta sekitar 2 kali,namun sangat memuaskan.
Hingga kini,aku masih blm sempat datang ketmpt Putra. Dan Via pun masih sibuk dengan kafenya. Hmm...Keberuntungan yg membawa kenikmatan.

Cerita Seks Panas Memek Pelayan Kantin

 Cerita Seks Panas Memek Pelayan Kantin
Cerita Seks ini adalah pengalaman bermain seks dengan pelayan kantin yang masih muda dan masih sempit memek basahnya. Nama saya adi, saat ini saya bekerja disalah satu perusahaan konsultan di Jakarta,saya ingin berbagi pengalaman saya bercinta yang terjadi pada tahun lalu dan kejadian itu akan saya ingat dalam kehidupan saya
Dikantin tempat saya bekerja ada seorang wanita yang menarik hati saya, dia adalah titin yaaa walaupun dia hanya seorang pelayan dikantin tetapi memiliki wajah yang cukup cantik, tinggi titin hanya 168 dan berkulit tidak putih, payudaranya juga tidak terlalu besar, setiap kali saya makan dikantin saya selalu menggodanya dan titin pun tersipu-sipu
Hari itu saya berniat pulang malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan,dan akhirnya pekerjaan saya selesai kira-kira pada jam 8 dan kantor hanya ada saya, Ob kantor sudah pulang jam 5, pikirku lebih baik pulang malem biar ngga kena macet, disisa waktu saya sempat mendownload beberapa film porno dan juga gambar, tiba-tiba cacing di perutku berisik minta dikasih makan ya sudah akhirnya saya kekantin dan ternyata belum tutup, saya memesan beberapa makanan dan minta diantar keatas
“ neng titin yang cantik, pujaan hati abang… nanti pesenan makannya dianterin keatas ya” goda ku kepada titin, “ iya mas ganteng, pangeran hatikuu.. hahhahhha” sautnya, sambil tersenyum
Tak lama titin pun mengantarkan makanan pesananku “mas ini pesenannya” katanya. “ taruh di meja aq aja tin, aq mau kekamar mandi sebentar” sapaku .. pada saat dikamar mandi saya baru ingat klo notebook belum saya tutup, langsung saya buru-buru keruangan saya, dan saat saya buka pintu ruangan saya melihat titin sedang melihat hasil download gambar-gambar porno saya,akhirnya saya intip saja dari balik pintu,tak lama mengintip terdengar suara rintihan, walaupun ngga keras suaranya, setelah mendengar itu saya penasaran, saya masuk keruangan saya dengan berhati-hati dan pelan, posisi saya berada dibelakang bokong titin dan melihat kearah notebook saya, tenyata dia juga sedang nonton film porno hasil download,ku piker suara rintihan itu dari notebook tersebut tapi ternyata tidak, titin sudah memasukkan tangannya ke dalam celananya, saya kaget ternyata seorang pelayan seperti dia suka seperti ini, titin pun belum sadar klo saya sudah ada dibelakangnya.
Cerita Seks Panas

Saat itu juga, titin saya peluk dari belakang dan saya cium lehernya, “eehh.. mas..mmmaas.. aappa-aappaain niih..” ujarnya
“aq tau kamu tadi ngapain.. mau tau rasa yang benernya ngga tin” saut ku sambil terus menciumi lehernya
“ttaapii maass, kkaalloo aada yang tttau ggiimmana mmaass” balasnya
“ngga ada siapa-siapa selain kmu sama aq tin” sautku… saya pun langsung membalikkan tubuh titin dan menghadap didepan saya,dan akhirnya bibirku mendarat dibibirnya, titin pun membalas ciumanku,,,lalu saya menuntun titin kesofa yang terdapat diruanganku,dan saya pun mulai melucuti pakaian titin,tapi titin menolak “jangan mas, malu aq, mas duduk aja nti aq lepas sendiri aja”katanya
“tapi mas jangan cerita kesiapa-siapa ya,cukup mas aja..”pintanya,sambil menurunkan celana dan juga pakaiannya
Setelah melepas semua pakaiannya, dan hanya mengenakan bra dan juga celana dalem,titin mendekatiku, dan duduk didepanku, tangannya menuju kecelana ku dan ia pun membuka resleting dan melepaskannya dan menemukan adik kecilku, seperti dalam film porno, titin langsung mengulum penisku,
“ssslluuurppppp….ahhhh..ssslluurrrppp… ahhhhhhh” menjilati kepala penisku, dan terkadang titin juga mengulum buah zakarku, “kmu belajar ini dari mana tin,?sudah pernah ya”tanya ku
“sering nonton film sama dulu diajarin sama pacar sama mas”sautnya sambil mengulum penisku.
Saya pun menarik titin kepangkuanku.. “aq masukin ya tin”kataku.. “iyaa mas, pelan-pelan ya’’pintanya
Penisku pun masuk kevagina titin,awalnya titin merasakan sakit “mmmhmmmm …ppellan ppelann mass..aaahhhh…sshhhsssshhh..mmmmmm”
rintihan titin pun makin menjadi..” aaahhhhhhaaa……..ssshhhhaahhh …mmmmmm..hhhmmm…” kocokanku mendapatkan goyangan pinggl titin yang membuat penisku serasa dijepit didalam
“iya seperti itu tin” pinta ku.. ku ubah posisi bercinta kami, ku letakkan titin daam posisi tidur disofaku,
“mas jangan berhenti, mass.. “ minta titin, tak udah pikit panjang lagi, ku maskkan penisku dan angkat kaki kiri titin kepundak ku.. “ uuuu…aahhhh..sssshhh..mmmmm..ssshhh… sseepprrrtii iituu mmasss..leebih keeras llagi mmaas ssoodokknya..”pintanya kepadaku
“karena ini yang kmu minta tin, aq cepetin kocokkan aq” sautku
“mmmmss..hhhhhmmm…uuuuuu…hhhaaahhhh…terruusskan…….
mmassss….mmmmm..ssshhhhh….aaahhhhhhhhmm..mmmmmaaassss….hhmmmm..”rintihan titin semkin keras, seiring kerasnya aq menyodot kedalam vaginanya

 Cerita Seks Panas Memek Pelayan Kantin
Cerita Seks ini adalah pengalaman bermain seks dengan pelayan kantin yang masih muda dan masih sempit memek basahnya. Nama saya adi, saat ini saya bekerja disalah satu perusahaan konsultan di Jakarta,saya ingin berbagi pengalaman saya bercinta yang terjadi pada tahun lalu dan kejadian itu akan saya ingat dalam kehidupan saya
Dikantin tempat saya bekerja ada seorang wanita yang menarik hati saya, dia adalah titin yaaa walaupun dia hanya seorang pelayan dikantin tetapi memiliki wajah yang cukup cantik, tinggi titin hanya 168 dan berkulit tidak putih, payudaranya juga tidak terlalu besar, setiap kali saya makan dikantin saya selalu menggodanya dan titin pun tersipu-sipu
Hari itu saya berniat pulang malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan,dan akhirnya pekerjaan saya selesai kira-kira pada jam 8 dan kantor hanya ada saya, Ob kantor sudah pulang jam 5, pikirku lebih baik pulang malem biar ngga kena macet, disisa waktu saya sempat mendownload beberapa film porno dan juga gambar, tiba-tiba cacing di perutku berisik minta dikasih makan ya sudah akhirnya saya kekantin dan ternyata belum tutup, saya memesan beberapa makanan dan minta diantar keatas
“ neng titin yang cantik, pujaan hati abang… nanti pesenan makannya dianterin keatas ya” goda ku kepada titin, “ iya mas ganteng, pangeran hatikuu.. hahhahhha” sautnya, sambil tersenyum
Tak lama titin pun mengantarkan makanan pesananku “mas ini pesenannya” katanya. “ taruh di meja aq aja tin, aq mau kekamar mandi sebentar” sapaku .. pada saat dikamar mandi saya baru ingat klo notebook belum saya tutup, langsung saya buru-buru keruangan saya, dan saat saya buka pintu ruangan saya melihat titin sedang melihat hasil download gambar-gambar porno saya,akhirnya saya intip saja dari balik pintu,tak lama mengintip terdengar suara rintihan, walaupun ngga keras suaranya, setelah mendengar itu saya penasaran, saya masuk keruangan saya dengan berhati-hati dan pelan, posisi saya berada dibelakang bokong titin dan melihat kearah notebook saya, tenyata dia juga sedang nonton film porno hasil download,ku piker suara rintihan itu dari notebook tersebut tapi ternyata tidak, titin sudah memasukkan tangannya ke dalam celananya, saya kaget ternyata seorang pelayan seperti dia suka seperti ini, titin pun belum sadar klo saya sudah ada dibelakangnya.
Cerita Seks Panas

Saat itu juga, titin saya peluk dari belakang dan saya cium lehernya, “eehh.. mas..mmmaas.. aappa-aappaain niih..” ujarnya
“aq tau kamu tadi ngapain.. mau tau rasa yang benernya ngga tin” saut ku sambil terus menciumi lehernya
“ttaapii maass, kkaalloo aada yang tttau ggiimmana mmaass” balasnya
“ngga ada siapa-siapa selain kmu sama aq tin” sautku… saya pun langsung membalikkan tubuh titin dan menghadap didepan saya,dan akhirnya bibirku mendarat dibibirnya, titin pun membalas ciumanku,,,lalu saya menuntun titin kesofa yang terdapat diruanganku,dan saya pun mulai melucuti pakaian titin,tapi titin menolak “jangan mas, malu aq, mas duduk aja nti aq lepas sendiri aja”katanya
“tapi mas jangan cerita kesiapa-siapa ya,cukup mas aja..”pintanya,sambil menurunkan celana dan juga pakaiannya
Setelah melepas semua pakaiannya, dan hanya mengenakan bra dan juga celana dalem,titin mendekatiku, dan duduk didepanku, tangannya menuju kecelana ku dan ia pun membuka resleting dan melepaskannya dan menemukan adik kecilku, seperti dalam film porno, titin langsung mengulum penisku,
“ssslluuurppppp….ahhhh..ssslluurrrppp… ahhhhhhh” menjilati kepala penisku, dan terkadang titin juga mengulum buah zakarku, “kmu belajar ini dari mana tin,?sudah pernah ya”tanya ku
“sering nonton film sama dulu diajarin sama pacar sama mas”sautnya sambil mengulum penisku.
Saya pun menarik titin kepangkuanku.. “aq masukin ya tin”kataku.. “iyaa mas, pelan-pelan ya’’pintanya
Penisku pun masuk kevagina titin,awalnya titin merasakan sakit “mmmhmmmm …ppellan ppelann mass..aaahhhh…sshhhsssshhh..mmmmmm”
rintihan titin pun makin menjadi..” aaahhhhhhaaa……..ssshhhhaahhh …mmmmmm..hhhmmm…” kocokanku mendapatkan goyangan pinggl titin yang membuat penisku serasa dijepit didalam
“iya seperti itu tin” pinta ku.. ku ubah posisi bercinta kami, ku letakkan titin daam posisi tidur disofaku,
“mas jangan berhenti, mass.. “ minta titin, tak udah pikit panjang lagi, ku maskkan penisku dan angkat kaki kiri titin kepundak ku.. “ uuuu…aahhhh..sssshhh..mmmmm..ssshhh… sseepprrrtii iituu mmasss..leebih keeras llagi mmaas ssoodokknya..”pintanya kepadaku
“karena ini yang kmu minta tin, aq cepetin kocokkan aq” sautku
“mmmmss..hhhhhmmm…uuuuuu…hhhaaahhhh…terruusskan…….
mmassss….mmmmm..ssshhhhh….aaahhhhhhhhmm..mmmmmaaassss….hhmmmm..”rintihan titin semkin keras, seiring kerasnya aq menyodot kedalam vaginanya

Cerita Seks Panas Ngentot Siswi Berjilbab

Cerita Seks Panas Ngentot Siswi Berjilbab
ini merupakan kisah cerita seks seorang siswi yang kental beragama tapi enak juga vaginanya, cerita seks panas menjadi pengantar tidur. Rasanya tak ada satu kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu menandingi ataupun menyamai dari nikmatnya kala bersetubuh dengan seorang wanita berjilbab yang masih perawan. Apalagi perawan berjilbabnya masih ABG. Begitulah kira kira pernyataan atau kenyataan yang dianut oleh seorang bajingan yang sedang dilanda birahi. Kejadian persisnya adalah sebagai berikut................


Siti Rofikah siswi kelas 2 sebuah SMK swasta, sore itu hendak pulang sekolah. Namun pada saat siswi berjilbab itu melintasi lokasi sebuah perkebunan dimana ia biasa lewat tiba-tiba sepasang tangan kekar membekapnya dari belakang seraya kemudian menyeret paksa siswi berjilbab itu kedalam perkebunan karet yang amat sepi itu. Siti Rofikah berjuang
sekuat tenaga memberontak namun sia-sia saja karena pria bertopeng ski yang menyergapnya itu terlalu kuat.
Sesaat kemudian lelaki dan calon korbannya itu tiba didepan disebuah gubuk yang nampaknya sebuah tempat beristirahat bagi para pekerja kebun. Lalu diseretnya siswi berjilbab itu kedalam seraya menutup pintu gubuk rapat-rapat. Dijungkalkannya tubuh Siti Rofikah ke atas matras yang ada didalam ruangan gubuk itu seraya melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Nampak kemaluan pria bertopeng itu mengacung tegak sepertinya ia sudah tidak sabar lagi memperkosa siswi SMK berjilbab itu.
Siti Rofikah yang terlentang diatas matras nampak panik seraya menjerit ia berusaha kabur. Namun apadaya sebuah pukulan keras mendarat telak diperutnya. ?Akkhh??, pekiknya tertahan menahan sakit sambil terjerembab diatas matras. Tubuhnya terbaring melengkung dengan tangannya memegangi perutnya yang ditonjok tadi. Belum sempat hilang rasa sakit pukulan diperutnya tadi tiba-tiba pria bertopeng yang telah telanjang bulat itu menyingkap rok abu-abu panjang seragam sekolahnya keatas sampai sebatas pinggang. Nampak sepasang paha dan betis mulus miliknya dihiasi sepasang sepatu kulit serta kaus kaki putih panjang.
"Ampun pak tolong jangan perkosa saya", pinta Siti Rofikah memelas.

Pria bertopeng itu tidak menghiraukannya malah menampar wajah cantiknya hingga siswi berjilbab itu tidak mampu berkata apa-apa lagi selain menjerit tertahan sambil menangis tersedu-sedu.Tangan kasar pria itu mulai melucuti celana dalam Siti Rofikah. Belahan vagina yang nampak ditumbuhi bulu-bulu halus miliknya kelihatan mengundang selera pria itu. Diraba-rabanya vagina dara berjilbab yang masih mengenakan seragam sekolah namun rok abu-abu panjangnya yg sudah tersingkap itu dengan tangan kanannya sembari terkadang jari tengahnya masuk menusuk-nusuk kedalam. Gadis berjilbab itu menggelinjang seraya kedua tangannya mencengkeram erat pinggiran matras. Seumur hidupnya belum pernah ia merasakan perlakuan seperti ini.

Dalam hati Siti Rofikah hanya bisa menjerit seraya mengutuk nasibnya yang sial. Kepalanya yang terbungkus rapi jilbab warna putih itu hanya bisa menggeleng-geleng pelan seraya menahan perasaan aneh yang mulai merasuki dirinya. Dengan air mata berlinang bibirnya mendesah pelan sedangkan tubuhnya terkadang menggelinjang pelan. Kelihatannya perlakuan pria bertopeng itu perlahan membuat alam bawah sadarnya mulai terangsang.
Kemaluan milik siswi berjilbab itu perlahan mulai basah oleh lendir yang keluar dari dalam vagina.Melihat calon korbannya itu mulai terangsang akibat permainan jemarinya tangan kiri sang pria durjana beringsut menjamah kancing hem putih seraya melepasnya satu persatu sembari tangan kanannya tetap mengobel kemaluan si dara berjilbab.

Tampak sepasang payudara nan ranum milik ABG berjilbab yang tertutup oleh BH dan bawahan jilbab putihnya. Disibaknya bawahan jilbab putih itu seraya menyingkap BHnya. Payudara yang bulat padat dengan sepasang putting coklat nampak tegak mengacung. Lalu tangan kiri pria durjana itu kini sibuk memilin dan meremas putting dan buah dada milik Siti Rofikah. Semakin lama gerakan mengelinjang tubuh siswi berjilbab itu semakin intens. Nafasnya naik turun terengah-engah sedang bibirnya mendesah perlahan. Kelihatannya ABG berjilbab itu mulai tenggelam dalam birahi akibat perlakuan lelaki bertopeng itu.

Jemari kanan pria itu mulai basah oleh cairan yang mengucur dari dalam vagina Siti Rofikah. Dan lelaki bertopeng itupun menghentikan permainan jemarinya dari vagina dan buah dada dara SMK berjilbab itu. Pria itu ingin segera merasakan kenikmatan vagina legit milik korbannya itu. Dilebarkannya kedua paha sang gadis berjilbab itu seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah vagina Siti Rofikah.

Dan, "Aakkhhh...", jerit gadis berjilbab itu menahan rasa sakit yang ada diselangkangannya itu. Matanya terpejam seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat matras. Nafasnya tersengal-sengal menahan sakit. Perlahan senti demi senti penis pria itu berpenetrasi kedalam vagina perawan sang siswi berjilbab korbannya. Belahan vagina dara itu nampak menggembung seiring dengan masuknya penis tersebut. Sesaat kemudian ia memberi nafas kepada gadis belia berjilbab yang ditidurinya itu agar kemaluannyanya dapat menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu besar merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluannya telah ikut melesak masuk kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis lelaki itu yang kini sudah menancap pada vaginanya disela-sela kedua belah pahanya yang terbuka.

Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan oleh bajingan itu ternyata sangat bertolak belakang sekali dengan apa yang dirasakan siswi berjilbab itu kini. Ia yang baru kali ini di sebadani oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak terperikan. Jeritannya yang tertahan begitu terdengar berulang kali seakan tiada henti mengiringi kemenangan lelaki perkasa itu yang berhasil menaklukkannya dan membuat Siti Rofikah dengan terpaksa merelakan keperawanannya tanpa ampun dibawah dekapan lelaki bajingan yang memperkosanya secara brutal ini.

Sementara jilbab putih sebahu milik gadis itu seakan terlecut-lecut mengikuti arah kepalanya yang terus terbanting-banting di atas matras ke kiri dan ke kanan seakan tak rela atas apa yang terjadi menimpa dirinya ini. Linangan air matanya turun berderai lagi membasahi kembali kedua pipi mulusnya serta mengisi alur bekas air mata lalunya yang telah mengering .

Didekapnya tubuh gadis belia berjilbab yang kini berada dibawahnya dan dada bidang perkasa nan sarat dengan bulu-bule lebatnya itu menekan kedua belah payudara korbannya. Wajah lelaki itu menelusuri leher jenjang yang tertutup jilbab putih dari siswi SMK itu sehingga membuat kepala Siti Rofikah tak lagi dapat bergolek kesana kemari.

Dipagutnya leher jenjang sang perawan berjilbab itu dengan rakusnya dari pangkal telinga sampai pundak kanannya, melumuri area itu dengan air liur kemenangannya. Puting susu sebelah kiri gadis itu yang semakin mekar ranum memerah dipilin oleh pertemuan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya yang kasar, dengan gencar diremas-remasnya bongkahan daging susu yang masih mencuat indah keatas dan sama sekali belum kelihatan turun sama sekali serta masih berbentuk bulat kenyal dan memadat indah mempesona nan menghiasi bagian dadanya yang jatuh dalam dekapan sang pria jahanam itu.

Ciuman ganas penuh birahi yang luar biasa buas dari sang durjana kepada korbannya menutupi suara erangan dan rintihan siswi berjilbab itu. Kedua bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam peraduan adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu telah memasukki rongga mulut mungil sang dara berjilbab yang terpejam erat dan menari-nari di dalamnya berusaha

Terus didera bertubi-tubi ciuman sang lelaki, kini Siti Rofikah hanya bisa pasrah merelakan lidahnya yang telah dikaitkan oleh tarian lidah lelaki tersebut yang elastis,kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk maupun mengait lidah mungilnya Setelah dirasanya telah puas mencicipi keperawanan sang dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar vagina itu kini ditariknya perlahan dan kedua jembut mereka yang tadinya melekat erat seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah ruah.

"Psshh...! sleph.. wes hewess..!", suara yang ditimbulkan dari pelepasan batang pelir yang tertancap pada kemaluan sang perawan itu begitu sangat khas sekali di telinga dan proses terenggutnya kesucian gadis berjilbab itu dimulailah.

Kini seiring dengan pergerakan urat intim lelaki jahanam itu yang telah keluar sepertiga dari ukuran batangnya dari dalam belahan intim kemaluan dara berjilbab itu yang merekah membuat bibir-bibir vagina korbannya menjadi ikut tertarik sampai monyong kedepan. Bersamaan itu pula dari sela-sela lubang vaginanyanya dimana kulit-kulit kemaluan bajingan itu bersarang didalamnya, kini tampak berkilat-kilat basah oleh lendir vaginanya yang melumasi jajaran tonggak daging pelirnya mulai menetes darah segar kesuciannya yang pada akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari tubuhnya.

"Mmpphff! Ugh! Ughff!!", itulah suara rintihan dari seorang dara berjilbab yang terdengar saat keperawannya telah terenggut seutuhnya oleh sang lelaki maniak durjana pemetik bunga nan penuh nista ini, sementara sela-sela vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih berdesis-desis tatkala melepaskan batang pelir lelaki tersebut dari dasar peranakkannya diiringi senyum kemenangan kepala rampok itu.

Mulut lelaki itu melahap belahan payudara kanan gadis itu dan menelan puting susunya sekaligus, lalu disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah. Tubuh setengah telanjang siswi SMK berjilbab itu sampai menggeliat-liat dibuatnya seiring dengan dimulainya hentakkan pinggul lelaki itu diantara kedua kaki indah mengangkang dengan rok panjang abu-abu yang tersingkap sampai sepinggang.

Kini korbannya yang mengenakan jilbab putih itu telah takluk pada kejantanannya. Derai-derai air mata di pipi mulusnya itu telah dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang kekar. Sepasang betisnya yang masih mulus terbentang kencang itu kini dikepitnya diantara kedua ketiak dari lengan perkasanya kiri dan kanan. Kaki-kaki indah yang masih memakai sepatu warna hitam dengan kaus kaki panjang berwarna putih yang terjuntai itu tampak bergerak-gerak seiring hujaman lelaki bajingan itu pada lubang vaginanya dan seragam putih abu-abu yang teringkap itu sudah bermandikan oleh peluh persetubuhan terhempas-hempas dibuatnya.

Dengan posisi setengah jongkok lelaki jahanam itu terus menggenjot tubuh Siti Rofikah yang masih begitu kencang dan padat diusia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu kini ditekan oleh kedua tangannya sehingga kangkangannya semakin jelas dan lebar dengan kedua tumit kaki indahnya bertumpu pada kedua belah pundak berkulit gelap sang durjana tersebut. Wajahnya yang cantik dengan jilbab putihnya semakin mendongak kebelakang Kedua kakinya semakin tertarik keatas bertopang pada pundak kiri dan kanan sang lelaki jahanam yang telah leluasa menikmati kehangatan tubuh mudanya itu.

Dalam posisi yang sebegitu rupa ini membuat bongkahan dari pantat gadis yang berkulit putih mulus licin itu semakin mencuat keatas mempertontonkan lonjakan-lonjakan kejantanan lelaki itu yang masih terlihat seret keluar masuk pada vaginanya. Kedua biji pelir lelaki itu yang terpontang-panting menabrak-nabrak jalan masuk lobang pantatnya semakin nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang telah bercampur aduk dengan darah
kesuciannya nan terus menggenangi mulut vaginanya dan dijadikan bulan-bulanan olehnya. Cairan surgawi kepunyaan gadis berjilbab itu telah merembes sampai membasahi lubang anusnya yang begitu kecil tak berdaya nan berwarna merah muda sungguh menawan hati ini beserta bercak-bercak darah keperawanannya yang telah direnggut Matras tempat tumpuan adegan persetubuhan mereka itupun mulai berdentum-dentum seiring dengan suara decakan peret pada lubang kemaluan dara berjilbab yang digagahi oleh bajingan zina ini.

"Ough... ohh.. ohh.. ternyata enak sekali memekmu ini sayang.. Ohh.. ohh.. sempit sekali sihh..? masih peret nihh Uhh.. Ohh... Ouh", seloroh ******* itu diantara tarian maksiatnya menikmati kehangatan daging belia korbannya ini.
"Ahh...! ahh..! aduhh..! perih Pak.. Oh.. oh.. jangan keras-keras.. uhh..ahh", pinta Siti Rofikah itu akhirnya.
"Enak sayang?! Hah?! Bagaimana sekarang?! Masih sakit yach?! aduh kasihan.. tahan sebentar yahh manisku? Ohh.. ohh.. Ouh..", balas lelaki itu yang asyik menggenjot vagina milik siswi berjilbab itu.
"Sshh.. ahh... sshh.. ohh.. pelan-pelan Ppakk.. ahh.. ahh.. ahh", pintanya di sela-sela tubuhnya yang terhentak-hentak tanpa perlawanan lagi. Senang sekali sang bajingan itu mendapati korbannya kini telah pasrah melayani keinginannya.
"Jangan ditahan terus dong ******ku ini sayang.. terima saja apa adanya.. lebarkan kakimu supaya tidak terlalu sakit lagi manisku.. ohh.. ohh.. legit sekali kepunyaanmu ini.. ohh", perintah ******* itu yang kiranya langsung dipatuhi oleh gadis cantik berjilbab itu yang semakin membuka rentangan kakinya hingga semakin jelas bibir memeknya yang melesak ke dalam dan memonyong ke depan mengikuti hunjaman penis besar yang tertanam didalam isi belahan daging surganya.

Liang anus gadis berjilbab itu juga turut mengembang dan menguncup terkena pukulan-pukulan kedua biji penis lelaki jantan itu yang terbanting-banting di bongkahan pantat yang mungil mengangkang seakan sengaja ia mempertontonkan miliknya yang indah namun terlarang

Kedua tubuh itu terus bergumul seakan tak peduli lagi akan keadaan malam yang semakin larut dalam keheningannya, seakan tak terpisahkan lagi dalam gelora nafsu membara yang menyala-nyala dikamar gubuk yang telah pengap dan sesak oleh permainan asmara nista berbirahi hina ini. Meskipun telah lewat masa seperempat jam berlalu, namun tak membuat lelaki perkasa itu mengendorkan goyangan pinggulnya dan terus melesak-lesakkan pelirnya
mengaduk-aduk isi dalam lubang kemaluan dara berjilbab itu yang telah sembab membengkak dan semakin memerah warnanya.

Tak lama kemudian tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka dengan rok abu-abu panjang yang tersingkap sepinggang itu yang berada dibawah lelaki durjana tersebut menggelinjang kencang seiring dengan luapan puncak orgasmenya yang kedua. Perut rampingnya yang dihiasi pusarnya nan begitu indah tampak berkedut-kedut mengikuti gelinjangan tubuh setengah bugilnya. Kedua kakinya yang masih bersepatu itu kini menendang-nendang di udara menahan luapan puncak kenikmatannya yang melanda sekujur tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka itu. Dan belum lagi kelojotan siswi berjilbab itu terhenti, lelaki itu segera mencabut penisnya dari dalam liang vaginanya yang tengah bergetar didera arus birahi sanggamanya.

"Wess hewess.. poof!!", begitulah suara yang dihasilkan saat batang kejantanan lelaki itu dicabut dari jepitan lubang kemaluan Siti Rofikah yang telah kehilangan keperawanannya ini.

Sekujur kulit luar dari penis nan demikian perkasanya penuh dengan lelehan lendir vagina yang bercampur dengan lumuran darah segar kesucian siswi SMK berjilbab cantik itu yang belepotan melumuri tonggak daging kejantanannya yang masih mengacung tegak mengangguk-angguk. Kedua tungkai kaki gadis itu di angkat keatas tinggi-tinggi dari matras sehingga ujung kaki yang masih mengenakan sepatu itu terjuntai indah menggantung tanpa daya. Di dalam sepatunya itu kedua otot dari jari-jari kaki indahnya
mengatup dan membuka sangat cepat sekali bergantian membendung gelora birahinya yang kembali telah berhasil dibangkitkan oleh lelaki itu. Bongkahan pantatnya terhidang jelas tepat berada pada wajah lelaki itu yang menadahkan lidahnya pada perbatasan antara belahan bibir vagina gadis berjilbab putih tersebut dengan daerah duburnya dan ia tempelkan disitu.

Berikutnya dari mulut vaginanya yang kini sudah tak berbentuk garis vertikal yang sempit seperti tadi itu, malah kini telah terpecah menjadi dua garis bergelombang dengan kelentitnya yang bengap dan basah itu terkuak sejelas-jelasnya disertai oleh lelehan lendir memeknya keluar dari lubang senggamanya nan semakin merekah menjadi sebesar ukuran sebutir telur burung puyuh.

Cairan yang keluar dari vagina itu langsung ditelan oleh lelaki itu
dengan rakusnya bak orang yang tengah kehausan nan amat sangat. Dengan lahapnya jilatan lidah lelaki itu sampai menyeruak-ruak kedalam isi belahan kemaluan korbannya, menyapu segenap dinding bagian dalam vagina gadis malang itu sampai licin tandas tanpa tersisa sedikitpun.

Tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka milik dara itu kini terjerembab pada hamparan matras yang terbentang awut-awutan disana sini dan ditengahnya telah terdapat noda darah dari kesuciannya. Jilbab putih yang dikenakannya pun basah oleh keringat yang menucur deras dari kepalanya. Selain itu sebagian rok panjang abu-abu seragamnya dibasahi oleh keringat keduanya dan juga lendir-lendir yang berasal dari kedua kelamin yang berbeda jenisnya tersebut. Keletihan yang amat sangat mendera tubuh dengan seragam sekolah yang tersingkapnya kini telah lusuh tanpa tenaga lagi, seakan tulang-tulangnya telah terlolosi semuanya. Belum lagi usai mengatur helaan nafasnya yang masih menderu-deru, tetapi kini tubuh setengah telanjang gadis itu yang ramping itu dibalikkan secara paksa oleh lelaki itu sehingga tertelungkup.

Tangan-tangan kurang ajarnya menyusupi bagian bawah perutnya yang telah menempel pada kasur ranjangnya, setelah itu ditariknya keatas, dan bongkahan pantat gadis yang telah lemas itu terjungkit keatas kini. Bajingan itu menekuk kedua lutut korbannya sampai pantatnya tampak dalam posisi menungging. Agaknya ia akan menyetubuhi dara itu dengan mengambil gaya dari ****** yang tengah kawin. Namun sebelum itu tangannya berpindah lagi menyingkap rok abu-abu panjang milik Siti Rofikah yang sempat terjuntai kebawah menutupi pantatnya. Lalu ditelusurinya pantat itu dengan jemarinya dan menemukan posisi lubang anusnya berada, lalu lidah lelaki itu menyusupi kekedalaman belahan duburnya itu tanpa rasa jijik sama sekali mengingat lubang itu biasa digunakan untuk buang hajat.

Tetapi apalah artinya batasan itu jika dibandingkan dengan nilai kenikmatan yang dapat ia peroleh dari kelezatan anusnya sang gadis muda berjilbab dengan mengabaikan aroma tak sedap yang terpancar dari dalamnya.

Setelah puas menjilati dubur dari sang siswi SMK yang begitu sangat lezat baginya ini, kini tubuh lelaki itu berlutut dihadapan tunggingan pantat korbannya, setelah itu batang penisnya kembali ia selusupkan ke dalam vagina gadis itu yang telah kehabisan suaranya karena kecapaian melayani birahi lelaki perkasa ini. Bajingan itu memperkosa vaginanya dari arah belakang tanpa peduli sama sekali terhadap perasaan korbannya, yang ada hanyalah nafsu yang harus ia tuntaskan walaupun harus mempertaruhkan dirinya yang sewaktu-waktu dapat tertangkap oleh aparat hukum.

Kembali kedua tubuh itu menyatu dan jembut yang menghiasi bawah perut lelaki itu seakan terjepit pula ke lubang anus dara bidadari cantik berjilbab ini tatkala penisnya terus menyodok-nyodok isi dalam liang kemaluannya.

Menjelang tengah malam, sepasang insan berlainan jenis itu meraih orgasmenya untuk yang ketiga kalinya dalam posisi menungging, namun baru kedua kali jikalau dihitung dari saat mula Siti Rofikah disetubuhi lelaki jahanam tersebut. Malangnya pelajar berjilbab itu tak sadarkan diri lagi usai mencapai puncak surga duniawinya dari lelaki itu yang staminanya begitu sangat luar biasa.

Rasanya jarang sekali lelaki yang mempunyai daya tahan tubuh seperti pria durjana bertopeng ini Setelah puas mereguk cairan lendir madu surgawi yang telah dihasilkan kembali oleh vagina gadis itu pada puncak kenikmatannya tadi. Ia menelentangkan kembali tubuh gadis berjilbab itu yang telah pingsan dan menaruh kedua tumit dari kaki dara itu yang setengah telanjang ke kanan kiri bahunya lagi untuk kemudian menggenjot kembali tubuh si siswi belia berjilbab ini dengan brutal.

Tampak sekarang pompaan penis lelaki ini pada vagina korbannya terus bertambah kecepatannya, sementara hamparan matras dibawahnya itu telah benar-benar basah oleh keringat keduanya yang semakin memanas. Andai saja Siti Rofikah tidak sadarkan diri seperti sekarang ini, mungkin ia akan meminta ampun karena pasti vaginanya akan terasa nyeri diperlakukan sedemikian brutalnya oleh pemerkosa tersebut.

Barulah pada pukul setengah satu pagi, tubuh lelaki itu bergetar hebat diatas tubuh korbannya yang pingsan untuk sekian lamanya dan tanpa sepengetahuan siswi SMK berjilbab nan cantik ini, bajingan itu memuntahkan segenap akhir puncak dari nafsunya yang meledak-ledak kedalam tubuhnya. Paha yang terbuka membentuk huruf "V" dari tubuh Siti Rofikah itu ditekannya kuat-kuat. Tubuh kekarnya seakan telah lekat menjadi satu dengan korbannya. Akhirnya lelaki itu sedang memuntahkan seluruh persediaan cairan mani lelakinya yang sejak tadi tersimpan di kedua belah biji penis besarnya nan perkasa. Cairan mani dari kemaluan lelaki itu yang mengandung benih-benih cintanya kini memuncrat-muncrat mengisi rongga rahim siswi berjilbab itu yang tengah dalam keadaan subur malam itu.

"Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!", benih lelaki itu begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan vagina Siti Rofikah sang siswi SMK berjilbab yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali.

Gadis belia berjilbab itu hanya diam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam liangnya....."Ahhhhhhh........ ....", pekik puas pemerkosa bertopeng itu sembari kedua tangannya mencengkeram rok abu-abu panjang seragam sekolah Siti Rofikah yang tersingkap sepinggang. Lalu durjana itupun rubuh menindih tubuh korbannya dengan rasa puas tak terkira.

Suasana ruangan di gubuk itu kembali sepi yang nampak hanyalah pemandangan seorang pria bertopeng telanjang bulat sedang menindih tubuh seorang perempuan belia berjilbab putih dengan seragam putih abu-abunya telah tersingkap serta awut-awutan.

Cerita Seks Panas Ngentot Siswi Berjilbab
ini merupakan kisah cerita seks seorang siswi yang kental beragama tapi enak juga vaginanya, cerita seks panas menjadi pengantar tidur. Rasanya tak ada satu kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu menandingi ataupun menyamai dari nikmatnya kala bersetubuh dengan seorang wanita berjilbab yang masih perawan. Apalagi perawan berjilbabnya masih ABG. Begitulah kira kira pernyataan atau kenyataan yang dianut oleh seorang bajingan yang sedang dilanda birahi. Kejadian persisnya adalah sebagai berikut................


Siti Rofikah siswi kelas 2 sebuah SMK swasta, sore itu hendak pulang sekolah. Namun pada saat siswi berjilbab itu melintasi lokasi sebuah perkebunan dimana ia biasa lewat tiba-tiba sepasang tangan kekar membekapnya dari belakang seraya kemudian menyeret paksa siswi berjilbab itu kedalam perkebunan karet yang amat sepi itu. Siti Rofikah berjuang
sekuat tenaga memberontak namun sia-sia saja karena pria bertopeng ski yang menyergapnya itu terlalu kuat.
Sesaat kemudian lelaki dan calon korbannya itu tiba didepan disebuah gubuk yang nampaknya sebuah tempat beristirahat bagi para pekerja kebun. Lalu diseretnya siswi berjilbab itu kedalam seraya menutup pintu gubuk rapat-rapat. Dijungkalkannya tubuh Siti Rofikah ke atas matras yang ada didalam ruangan gubuk itu seraya melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Nampak kemaluan pria bertopeng itu mengacung tegak sepertinya ia sudah tidak sabar lagi memperkosa siswi SMK berjilbab itu.
Siti Rofikah yang terlentang diatas matras nampak panik seraya menjerit ia berusaha kabur. Namun apadaya sebuah pukulan keras mendarat telak diperutnya. ?Akkhh??, pekiknya tertahan menahan sakit sambil terjerembab diatas matras. Tubuhnya terbaring melengkung dengan tangannya memegangi perutnya yang ditonjok tadi. Belum sempat hilang rasa sakit pukulan diperutnya tadi tiba-tiba pria bertopeng yang telah telanjang bulat itu menyingkap rok abu-abu panjang seragam sekolahnya keatas sampai sebatas pinggang. Nampak sepasang paha dan betis mulus miliknya dihiasi sepasang sepatu kulit serta kaus kaki putih panjang.
"Ampun pak tolong jangan perkosa saya", pinta Siti Rofikah memelas.

Pria bertopeng itu tidak menghiraukannya malah menampar wajah cantiknya hingga siswi berjilbab itu tidak mampu berkata apa-apa lagi selain menjerit tertahan sambil menangis tersedu-sedu.Tangan kasar pria itu mulai melucuti celana dalam Siti Rofikah. Belahan vagina yang nampak ditumbuhi bulu-bulu halus miliknya kelihatan mengundang selera pria itu. Diraba-rabanya vagina dara berjilbab yang masih mengenakan seragam sekolah namun rok abu-abu panjangnya yg sudah tersingkap itu dengan tangan kanannya sembari terkadang jari tengahnya masuk menusuk-nusuk kedalam. Gadis berjilbab itu menggelinjang seraya kedua tangannya mencengkeram erat pinggiran matras. Seumur hidupnya belum pernah ia merasakan perlakuan seperti ini.

Dalam hati Siti Rofikah hanya bisa menjerit seraya mengutuk nasibnya yang sial. Kepalanya yang terbungkus rapi jilbab warna putih itu hanya bisa menggeleng-geleng pelan seraya menahan perasaan aneh yang mulai merasuki dirinya. Dengan air mata berlinang bibirnya mendesah pelan sedangkan tubuhnya terkadang menggelinjang pelan. Kelihatannya perlakuan pria bertopeng itu perlahan membuat alam bawah sadarnya mulai terangsang.
Kemaluan milik siswi berjilbab itu perlahan mulai basah oleh lendir yang keluar dari dalam vagina.Melihat calon korbannya itu mulai terangsang akibat permainan jemarinya tangan kiri sang pria durjana beringsut menjamah kancing hem putih seraya melepasnya satu persatu sembari tangan kanannya tetap mengobel kemaluan si dara berjilbab.

Tampak sepasang payudara nan ranum milik ABG berjilbab yang tertutup oleh BH dan bawahan jilbab putihnya. Disibaknya bawahan jilbab putih itu seraya menyingkap BHnya. Payudara yang bulat padat dengan sepasang putting coklat nampak tegak mengacung. Lalu tangan kiri pria durjana itu kini sibuk memilin dan meremas putting dan buah dada milik Siti Rofikah. Semakin lama gerakan mengelinjang tubuh siswi berjilbab itu semakin intens. Nafasnya naik turun terengah-engah sedang bibirnya mendesah perlahan. Kelihatannya ABG berjilbab itu mulai tenggelam dalam birahi akibat perlakuan lelaki bertopeng itu.

Jemari kanan pria itu mulai basah oleh cairan yang mengucur dari dalam vagina Siti Rofikah. Dan lelaki bertopeng itupun menghentikan permainan jemarinya dari vagina dan buah dada dara SMK berjilbab itu. Pria itu ingin segera merasakan kenikmatan vagina legit milik korbannya itu. Dilebarkannya kedua paha sang gadis berjilbab itu seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah vagina Siti Rofikah.

Dan, "Aakkhhh...", jerit gadis berjilbab itu menahan rasa sakit yang ada diselangkangannya itu. Matanya terpejam seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat matras. Nafasnya tersengal-sengal menahan sakit. Perlahan senti demi senti penis pria itu berpenetrasi kedalam vagina perawan sang siswi berjilbab korbannya. Belahan vagina dara itu nampak menggembung seiring dengan masuknya penis tersebut. Sesaat kemudian ia memberi nafas kepada gadis belia berjilbab yang ditidurinya itu agar kemaluannyanya dapat menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu besar merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluannya telah ikut melesak masuk kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis lelaki itu yang kini sudah menancap pada vaginanya disela-sela kedua belah pahanya yang terbuka.

Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan oleh bajingan itu ternyata sangat bertolak belakang sekali dengan apa yang dirasakan siswi berjilbab itu kini. Ia yang baru kali ini di sebadani oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak terperikan. Jeritannya yang tertahan begitu terdengar berulang kali seakan tiada henti mengiringi kemenangan lelaki perkasa itu yang berhasil menaklukkannya dan membuat Siti Rofikah dengan terpaksa merelakan keperawanannya tanpa ampun dibawah dekapan lelaki bajingan yang memperkosanya secara brutal ini.

Sementara jilbab putih sebahu milik gadis itu seakan terlecut-lecut mengikuti arah kepalanya yang terus terbanting-banting di atas matras ke kiri dan ke kanan seakan tak rela atas apa yang terjadi menimpa dirinya ini. Linangan air matanya turun berderai lagi membasahi kembali kedua pipi mulusnya serta mengisi alur bekas air mata lalunya yang telah mengering .

Didekapnya tubuh gadis belia berjilbab yang kini berada dibawahnya dan dada bidang perkasa nan sarat dengan bulu-bule lebatnya itu menekan kedua belah payudara korbannya. Wajah lelaki itu menelusuri leher jenjang yang tertutup jilbab putih dari siswi SMK itu sehingga membuat kepala Siti Rofikah tak lagi dapat bergolek kesana kemari.

Dipagutnya leher jenjang sang perawan berjilbab itu dengan rakusnya dari pangkal telinga sampai pundak kanannya, melumuri area itu dengan air liur kemenangannya. Puting susu sebelah kiri gadis itu yang semakin mekar ranum memerah dipilin oleh pertemuan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya yang kasar, dengan gencar diremas-remasnya bongkahan daging susu yang masih mencuat indah keatas dan sama sekali belum kelihatan turun sama sekali serta masih berbentuk bulat kenyal dan memadat indah mempesona nan menghiasi bagian dadanya yang jatuh dalam dekapan sang pria jahanam itu.

Ciuman ganas penuh birahi yang luar biasa buas dari sang durjana kepada korbannya menutupi suara erangan dan rintihan siswi berjilbab itu. Kedua bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam peraduan adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu telah memasukki rongga mulut mungil sang dara berjilbab yang terpejam erat dan menari-nari di dalamnya berusaha

Terus didera bertubi-tubi ciuman sang lelaki, kini Siti Rofikah hanya bisa pasrah merelakan lidahnya yang telah dikaitkan oleh tarian lidah lelaki tersebut yang elastis,kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk maupun mengait lidah mungilnya Setelah dirasanya telah puas mencicipi keperawanan sang dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar vagina itu kini ditariknya perlahan dan kedua jembut mereka yang tadinya melekat erat seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah ruah.

"Psshh...! sleph.. wes hewess..!", suara yang ditimbulkan dari pelepasan batang pelir yang tertancap pada kemaluan sang perawan itu begitu sangat khas sekali di telinga dan proses terenggutnya kesucian gadis berjilbab itu dimulailah.

Kini seiring dengan pergerakan urat intim lelaki jahanam itu yang telah keluar sepertiga dari ukuran batangnya dari dalam belahan intim kemaluan dara berjilbab itu yang merekah membuat bibir-bibir vagina korbannya menjadi ikut tertarik sampai monyong kedepan. Bersamaan itu pula dari sela-sela lubang vaginanyanya dimana kulit-kulit kemaluan bajingan itu bersarang didalamnya, kini tampak berkilat-kilat basah oleh lendir vaginanya yang melumasi jajaran tonggak daging pelirnya mulai menetes darah segar kesuciannya yang pada akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari tubuhnya.

"Mmpphff! Ugh! Ughff!!", itulah suara rintihan dari seorang dara berjilbab yang terdengar saat keperawannya telah terenggut seutuhnya oleh sang lelaki maniak durjana pemetik bunga nan penuh nista ini, sementara sela-sela vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih berdesis-desis tatkala melepaskan batang pelir lelaki tersebut dari dasar peranakkannya diiringi senyum kemenangan kepala rampok itu.

Mulut lelaki itu melahap belahan payudara kanan gadis itu dan menelan puting susunya sekaligus, lalu disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah. Tubuh setengah telanjang siswi SMK berjilbab itu sampai menggeliat-liat dibuatnya seiring dengan dimulainya hentakkan pinggul lelaki itu diantara kedua kaki indah mengangkang dengan rok panjang abu-abu yang tersingkap sampai sepinggang.

Kini korbannya yang mengenakan jilbab putih itu telah takluk pada kejantanannya. Derai-derai air mata di pipi mulusnya itu telah dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang kekar. Sepasang betisnya yang masih mulus terbentang kencang itu kini dikepitnya diantara kedua ketiak dari lengan perkasanya kiri dan kanan. Kaki-kaki indah yang masih memakai sepatu warna hitam dengan kaus kaki panjang berwarna putih yang terjuntai itu tampak bergerak-gerak seiring hujaman lelaki bajingan itu pada lubang vaginanya dan seragam putih abu-abu yang teringkap itu sudah bermandikan oleh peluh persetubuhan terhempas-hempas dibuatnya.

Dengan posisi setengah jongkok lelaki jahanam itu terus menggenjot tubuh Siti Rofikah yang masih begitu kencang dan padat diusia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu kini ditekan oleh kedua tangannya sehingga kangkangannya semakin jelas dan lebar dengan kedua tumit kaki indahnya bertumpu pada kedua belah pundak berkulit gelap sang durjana tersebut. Wajahnya yang cantik dengan jilbab putihnya semakin mendongak kebelakang Kedua kakinya semakin tertarik keatas bertopang pada pundak kiri dan kanan sang lelaki jahanam yang telah leluasa menikmati kehangatan tubuh mudanya itu.

Dalam posisi yang sebegitu rupa ini membuat bongkahan dari pantat gadis yang berkulit putih mulus licin itu semakin mencuat keatas mempertontonkan lonjakan-lonjakan kejantanan lelaki itu yang masih terlihat seret keluar masuk pada vaginanya. Kedua biji pelir lelaki itu yang terpontang-panting menabrak-nabrak jalan masuk lobang pantatnya semakin nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang telah bercampur aduk dengan darah
kesuciannya nan terus menggenangi mulut vaginanya dan dijadikan bulan-bulanan olehnya. Cairan surgawi kepunyaan gadis berjilbab itu telah merembes sampai membasahi lubang anusnya yang begitu kecil tak berdaya nan berwarna merah muda sungguh menawan hati ini beserta bercak-bercak darah keperawanannya yang telah direnggut Matras tempat tumpuan adegan persetubuhan mereka itupun mulai berdentum-dentum seiring dengan suara decakan peret pada lubang kemaluan dara berjilbab yang digagahi oleh bajingan zina ini.

"Ough... ohh.. ohh.. ternyata enak sekali memekmu ini sayang.. Ohh.. ohh.. sempit sekali sihh..? masih peret nihh Uhh.. Ohh... Ouh", seloroh ******* itu diantara tarian maksiatnya menikmati kehangatan daging belia korbannya ini.
"Ahh...! ahh..! aduhh..! perih Pak.. Oh.. oh.. jangan keras-keras.. uhh..ahh", pinta Siti Rofikah itu akhirnya.
"Enak sayang?! Hah?! Bagaimana sekarang?! Masih sakit yach?! aduh kasihan.. tahan sebentar yahh manisku? Ohh.. ohh.. Ouh..", balas lelaki itu yang asyik menggenjot vagina milik siswi berjilbab itu.
"Sshh.. ahh... sshh.. ohh.. pelan-pelan Ppakk.. ahh.. ahh.. ahh", pintanya di sela-sela tubuhnya yang terhentak-hentak tanpa perlawanan lagi. Senang sekali sang bajingan itu mendapati korbannya kini telah pasrah melayani keinginannya.
"Jangan ditahan terus dong ******ku ini sayang.. terima saja apa adanya.. lebarkan kakimu supaya tidak terlalu sakit lagi manisku.. ohh.. ohh.. legit sekali kepunyaanmu ini.. ohh", perintah ******* itu yang kiranya langsung dipatuhi oleh gadis cantik berjilbab itu yang semakin membuka rentangan kakinya hingga semakin jelas bibir memeknya yang melesak ke dalam dan memonyong ke depan mengikuti hunjaman penis besar yang tertanam didalam isi belahan daging surganya.

Liang anus gadis berjilbab itu juga turut mengembang dan menguncup terkena pukulan-pukulan kedua biji penis lelaki jantan itu yang terbanting-banting di bongkahan pantat yang mungil mengangkang seakan sengaja ia mempertontonkan miliknya yang indah namun terlarang

Kedua tubuh itu terus bergumul seakan tak peduli lagi akan keadaan malam yang semakin larut dalam keheningannya, seakan tak terpisahkan lagi dalam gelora nafsu membara yang menyala-nyala dikamar gubuk yang telah pengap dan sesak oleh permainan asmara nista berbirahi hina ini. Meskipun telah lewat masa seperempat jam berlalu, namun tak membuat lelaki perkasa itu mengendorkan goyangan pinggulnya dan terus melesak-lesakkan pelirnya
mengaduk-aduk isi dalam lubang kemaluan dara berjilbab itu yang telah sembab membengkak dan semakin memerah warnanya.

Tak lama kemudian tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka dengan rok abu-abu panjang yang tersingkap sepinggang itu yang berada dibawah lelaki durjana tersebut menggelinjang kencang seiring dengan luapan puncak orgasmenya yang kedua. Perut rampingnya yang dihiasi pusarnya nan begitu indah tampak berkedut-kedut mengikuti gelinjangan tubuh setengah bugilnya. Kedua kakinya yang masih bersepatu itu kini menendang-nendang di udara menahan luapan puncak kenikmatannya yang melanda sekujur tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka itu. Dan belum lagi kelojotan siswi berjilbab itu terhenti, lelaki itu segera mencabut penisnya dari dalam liang vaginanya yang tengah bergetar didera arus birahi sanggamanya.

"Wess hewess.. poof!!", begitulah suara yang dihasilkan saat batang kejantanan lelaki itu dicabut dari jepitan lubang kemaluan Siti Rofikah yang telah kehilangan keperawanannya ini.

Sekujur kulit luar dari penis nan demikian perkasanya penuh dengan lelehan lendir vagina yang bercampur dengan lumuran darah segar kesucian siswi SMK berjilbab cantik itu yang belepotan melumuri tonggak daging kejantanannya yang masih mengacung tegak mengangguk-angguk. Kedua tungkai kaki gadis itu di angkat keatas tinggi-tinggi dari matras sehingga ujung kaki yang masih mengenakan sepatu itu terjuntai indah menggantung tanpa daya. Di dalam sepatunya itu kedua otot dari jari-jari kaki indahnya
mengatup dan membuka sangat cepat sekali bergantian membendung gelora birahinya yang kembali telah berhasil dibangkitkan oleh lelaki itu. Bongkahan pantatnya terhidang jelas tepat berada pada wajah lelaki itu yang menadahkan lidahnya pada perbatasan antara belahan bibir vagina gadis berjilbab putih tersebut dengan daerah duburnya dan ia tempelkan disitu.

Berikutnya dari mulut vaginanya yang kini sudah tak berbentuk garis vertikal yang sempit seperti tadi itu, malah kini telah terpecah menjadi dua garis bergelombang dengan kelentitnya yang bengap dan basah itu terkuak sejelas-jelasnya disertai oleh lelehan lendir memeknya keluar dari lubang senggamanya nan semakin merekah menjadi sebesar ukuran sebutir telur burung puyuh.

Cairan yang keluar dari vagina itu langsung ditelan oleh lelaki itu
dengan rakusnya bak orang yang tengah kehausan nan amat sangat. Dengan lahapnya jilatan lidah lelaki itu sampai menyeruak-ruak kedalam isi belahan kemaluan korbannya, menyapu segenap dinding bagian dalam vagina gadis malang itu sampai licin tandas tanpa tersisa sedikitpun.

Tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka milik dara itu kini terjerembab pada hamparan matras yang terbentang awut-awutan disana sini dan ditengahnya telah terdapat noda darah dari kesuciannya. Jilbab putih yang dikenakannya pun basah oleh keringat yang menucur deras dari kepalanya. Selain itu sebagian rok panjang abu-abu seragamnya dibasahi oleh keringat keduanya dan juga lendir-lendir yang berasal dari kedua kelamin yang berbeda jenisnya tersebut. Keletihan yang amat sangat mendera tubuh dengan seragam sekolah yang tersingkapnya kini telah lusuh tanpa tenaga lagi, seakan tulang-tulangnya telah terlolosi semuanya. Belum lagi usai mengatur helaan nafasnya yang masih menderu-deru, tetapi kini tubuh setengah telanjang gadis itu yang ramping itu dibalikkan secara paksa oleh lelaki itu sehingga tertelungkup.

Tangan-tangan kurang ajarnya menyusupi bagian bawah perutnya yang telah menempel pada kasur ranjangnya, setelah itu ditariknya keatas, dan bongkahan pantat gadis yang telah lemas itu terjungkit keatas kini. Bajingan itu menekuk kedua lutut korbannya sampai pantatnya tampak dalam posisi menungging. Agaknya ia akan menyetubuhi dara itu dengan mengambil gaya dari ****** yang tengah kawin. Namun sebelum itu tangannya berpindah lagi menyingkap rok abu-abu panjang milik Siti Rofikah yang sempat terjuntai kebawah menutupi pantatnya. Lalu ditelusurinya pantat itu dengan jemarinya dan menemukan posisi lubang anusnya berada, lalu lidah lelaki itu menyusupi kekedalaman belahan duburnya itu tanpa rasa jijik sama sekali mengingat lubang itu biasa digunakan untuk buang hajat.

Tetapi apalah artinya batasan itu jika dibandingkan dengan nilai kenikmatan yang dapat ia peroleh dari kelezatan anusnya sang gadis muda berjilbab dengan mengabaikan aroma tak sedap yang terpancar dari dalamnya.

Setelah puas menjilati dubur dari sang siswi SMK yang begitu sangat lezat baginya ini, kini tubuh lelaki itu berlutut dihadapan tunggingan pantat korbannya, setelah itu batang penisnya kembali ia selusupkan ke dalam vagina gadis itu yang telah kehabisan suaranya karena kecapaian melayani birahi lelaki perkasa ini. Bajingan itu memperkosa vaginanya dari arah belakang tanpa peduli sama sekali terhadap perasaan korbannya, yang ada hanyalah nafsu yang harus ia tuntaskan walaupun harus mempertaruhkan dirinya yang sewaktu-waktu dapat tertangkap oleh aparat hukum.

Kembali kedua tubuh itu menyatu dan jembut yang menghiasi bawah perut lelaki itu seakan terjepit pula ke lubang anus dara bidadari cantik berjilbab ini tatkala penisnya terus menyodok-nyodok isi dalam liang kemaluannya.

Menjelang tengah malam, sepasang insan berlainan jenis itu meraih orgasmenya untuk yang ketiga kalinya dalam posisi menungging, namun baru kedua kali jikalau dihitung dari saat mula Siti Rofikah disetubuhi lelaki jahanam tersebut. Malangnya pelajar berjilbab itu tak sadarkan diri lagi usai mencapai puncak surga duniawinya dari lelaki itu yang staminanya begitu sangat luar biasa.

Rasanya jarang sekali lelaki yang mempunyai daya tahan tubuh seperti pria durjana bertopeng ini Setelah puas mereguk cairan lendir madu surgawi yang telah dihasilkan kembali oleh vagina gadis itu pada puncak kenikmatannya tadi. Ia menelentangkan kembali tubuh gadis berjilbab itu yang telah pingsan dan menaruh kedua tumit dari kaki dara itu yang setengah telanjang ke kanan kiri bahunya lagi untuk kemudian menggenjot kembali tubuh si siswi belia berjilbab ini dengan brutal.

Tampak sekarang pompaan penis lelaki ini pada vagina korbannya terus bertambah kecepatannya, sementara hamparan matras dibawahnya itu telah benar-benar basah oleh keringat keduanya yang semakin memanas. Andai saja Siti Rofikah tidak sadarkan diri seperti sekarang ini, mungkin ia akan meminta ampun karena pasti vaginanya akan terasa nyeri diperlakukan sedemikian brutalnya oleh pemerkosa tersebut.

Barulah pada pukul setengah satu pagi, tubuh lelaki itu bergetar hebat diatas tubuh korbannya yang pingsan untuk sekian lamanya dan tanpa sepengetahuan siswi SMK berjilbab nan cantik ini, bajingan itu memuntahkan segenap akhir puncak dari nafsunya yang meledak-ledak kedalam tubuhnya. Paha yang terbuka membentuk huruf "V" dari tubuh Siti Rofikah itu ditekannya kuat-kuat. Tubuh kekarnya seakan telah lekat menjadi satu dengan korbannya. Akhirnya lelaki itu sedang memuntahkan seluruh persediaan cairan mani lelakinya yang sejak tadi tersimpan di kedua belah biji penis besarnya nan perkasa. Cairan mani dari kemaluan lelaki itu yang mengandung benih-benih cintanya kini memuncrat-muncrat mengisi rongga rahim siswi berjilbab itu yang tengah dalam keadaan subur malam itu.

"Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!", benih lelaki itu begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan vagina Siti Rofikah sang siswi SMK berjilbab yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali.

Gadis belia berjilbab itu hanya diam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam liangnya....."Ahhhhhhh........ ....", pekik puas pemerkosa bertopeng itu sembari kedua tangannya mencengkeram rok abu-abu panjang seragam sekolah Siti Rofikah yang tersingkap sepinggang. Lalu durjana itupun rubuh menindih tubuh korbannya dengan rasa puas tak terkira.

Suasana ruangan di gubuk itu kembali sepi yang nampak hanyalah pemandangan seorang pria bertopeng telanjang bulat sedang menindih tubuh seorang perempuan belia berjilbab putih dengan seragam putih abu-abunya telah tersingkap serta awut-awutan.